NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Sebanyak 216 Calon Jemaah Haji (CJH) Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak lama lagi akan diberangkatkan ke tanah suci Mekkah.
Ratusan CJH tersebut telah melaksanakan tes kebugaran oleh Dinas Kesehatan Banjarbaru, dan akan diberangkatkan dibagi dalam dua kelompok penerbangan (kloter).
Kepala Kamenag Banjarbaru Mahrus mengatakan, dari total CJH, 91 diantaranya laki-laki, dan 125 lainnya adalah perempuan.
“Dari 216 CJH ada usia paling tua yakni warga Guntung Manggis, Landasan Ulin atas nama Abdurrasyid Marati usia 82 tahun, dan usia paling muda yakni Muhammad Wiranata Sirajudin Nugroho usia 19 tahun warga Sungai Besar Banjarbaru Selatan,” tuturnya.
Mahrus menyebutkan, kloter CJH Banjarbaru terdiri dari 2 kloter, yakni kloter 14 sebanyak 142 CJH yang tergabung dengan HSS, kemudian kloter 16 sebanyak 74 CJH dan akan bergabung dengan Banjarmasin serta Tapin.
“Nantinya pada 30 Mei 2024 kloter 14 akan masuk Asrama Haji Banjarmasin dan terbang pada 31 Mei 2024 dengan tujuan Jeddah, Mekkah. Kloter 16, itu masuk asrama pada 1 Juni 2024 dan terbang pada 2 Juni 2024 dengan tujuan yang sama yakni Jeddah, Mekkah,” rincinya.
Dari 216 CJH asal Kota Banjarbaru itu, ujar Mahrus pada tahun ini tentunya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
“Pada tahun 2023 lalu CJH Banjarbaru hanya berjumlah 204 orang, sedangkan tahun 2024 sebanyak 216 orang,” ucapnya.
Mahrus juga menyebut pada tahun ini, CJH yang bisa melunasi haji apabila mendapat rekomendasi istithaah dari dinas kesehatan.
Apabila tidak mendapat rekomendasi, lanjut Mahrus maka akan di pending selama penyembuhan pengobatan.
“Mudahan CJH yang berangkat tentunya diberikan kesehatan, bisa melaksanakan rukun dan kewajiban ibadah haji dan kembali menjadi haji mabrur,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang P2P Banjarbaru Erni Syafrida mengatakan, sebelumnya ada 3 orang CJH yang sempat dalam keadaan Istitaah sementara dengan diagnosis resiko Hipertensi dan HbA1C (kadar gula dalam Hb) melebihi kadarnya.
“Sempat ada yang di diagnosis resiko Hipertensi, namun setelah mendapatkan perawatan akhirnya yang bersangkutan dapat terkendali penyakitnya, dan mampu mendapat status Istithaah,” jelasnya.
Erni menambahkan, para jemaah nantinya akan dilakukan pemeriksaan kesehata saat di embarkasi maupun debarkasi.
“Jadi apabila bersangkutan sehat dapat melanjutkan penerbangan laik terbang,” pungkasnya.
