NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Kawasan Simpang Empat Banjarbaru menjadi salah satu kawasan yang cukup padat lalulintas.


Untuk mengatasi hal tersebut pihak Dinas PUPR melalukan kajian terkait penanganan kemacetan di Bundaran Simpang Empat Banjarbaru tersebut.



Baru-baru ini Dinas PUPR Kota Banjarbaru melakukan kerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), melakukan kajian tahap II.

Kajian ini berjudul “Feasibility Studyi di Simpang Empat Banjarbaru”, setelah sebelumnya, merampungkan kajian tahap I pada tahun 2023 lalu.

Dari hasil kajian tahap I, terungkap, bahwasanya, kondisi daya tampung jalan di Bundaran Simpang Empat Banjarbaru masuk dalam kondisi C.
“Kondisi C ini dapat diartikan kapasitas daya tampung jalan di sana, jika tidak dilakukan penanganan maka akan membuat kinerja jalan menurun. Ada kemungkinan terjadi kemacetan yang sangat tinggi,” kata Kabid Bina Marga PUPR Adi Maulana.
Adi mengatakan, apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani akan mengakibatkan kemacetan total di sekitaran Bundaran Simpang Empat Banjarbaru.
Lantas dalam kajian tahap II menurut Adi, muncul beberapa opsi penanganan kemacetan.
“Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan, semisal pembangunan flyover salah satunya, pemasangan lampu lalu lintas, pelebaran jalan maupun pembuatan jalan alternatif,” katanya.
Adi menjelaskan pihaknya masih menunggu kajian selesai, setelah ada hasil kajian dan opsi penanganan didapatkan, tahun selanjutnya pihaknya akan menindaklanjuti dengan pembuatan Detail Enginering Desain (DED).
“Sebenarnya wacana pembangunan flyover santer berhembus saat kunjungan Komisi V DPR RI beserta Kementerian PUPR RI di tahun 2022 lalu,” tambahnya.
Adi juga menjelaskan bahwa Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, memang pernah menyampaikan wacana-wacana penanganan macet di Simpang Empat.
“Pada saat itu, pihak Balai Jalan dan Komisi V DPR RI menyatakan kita dipersilahkan membuat kajian untuk menangani perihal kondisi lalulintas di Simpang Empat Banjarbaru,” tandasnya.