BMKG Jelaskan Cuaca Panas di Indonesia Bukan Akibat Gelombang Panas (Heatwave)

14 Mei 2024
Berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave (foto.ilustrasi/newsway.id)

NEWSWAY.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa cuaca panas yang tengah melanda Indonesia bukanlah akibat dari gelombang panas atau heatwave.

~ Advertisements ~

Dwikorita menjelaskan bahwa karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa fenomena cuaca panas ini tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas atau heatwave.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (6/5/2024), Dwikorita menjelaskan bahwa kondisi maritim di sekitar Indonesia yang hangat serta topografi pegunungan dapat mengakibatkan naiknya gerakan udara.

“Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,” ungkap Dwikorita

~ Advertisements ~

Hal ini menyebabkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik, sehingga tidak terjadi gelombang panas atau heatwave di wilayah kepulauan Indonesia.

~ Advertisements ~

Menurut Dwikorita, suhu panas yang terjadi merupakan akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan.

Ini juga menjadi sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyampaikan bahwa suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu dengan suhu mencapai 37,8°C.

“Meskipun demikian, sekitar 76 % wilayah Indonesia lainnya (530 ZOM) masih berada pada periode musim hujan,” imbuh Ardhasena.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab, juga menjelaskan bahwa gelombang panas banyak melanda beberapa negara di Asia, disebabkan oleh gerakan semu matahari, anomali iklim El Nino 2023/2024, dan pemanasan global.

“Mudah-mudahan situasi tersebut tidak terjadi di Indonesia,” pungkas Fachri.

*Dikutip dari Siaran Pers BMKG

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog