NEWSWAY,ID, BANJARBARU – Pada semester pertama tahun 2024, UPT Pasar Bauntung Banjarbaru mencatat realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sampai dengan Mei 2024 mencapai Rp 945 juta.

Capaian tersebut berasal dari sewa toko, sewa lahan kosong dan piutang pedagang tahun terdahulu setelah dilakukan penagihan.

Kepala UPT Pasar Bauntung, Abdul Malik mengatakan dari 1088 lapak yang ada, 915 pedagang aktif berjualan di tiap harinya, namun ada sebanyak 173 lapak yang lain merupakan lapak yang kurang aktif.

“Kebanyakan pedagang yang tidak berdomisili di Banjarbaru, jadi jarang buka lapaknya,” kata Malik awal pekan lalu.

Saat ditanya bagaimana pihaknya mengurusi atau bersikap terhadap lapak yang sampai saat ini tidak aktif.
“Kami sudah melayangkan surat teguran bagi pedagang yang memiliki lapak, namun tidak aktif berjualan. Kami masih menunggu itikad baiknya,” tambahnya lagi.
Malik mengatakan surat teguran, juga berlaku untuk pedagang yang memiliki piutang di tahun – tahun sebelumnya.
Hal itu menurutnya selaras dengan petunjuk teknis (Juknis) Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 5 Tahun 2021 tentang perubahan atas peraturan daerah kota Banjarbaru Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar dan retribusi Pasar Pertokoan.
“Target PAD kami untuk pasar Bauntung tahun 2023 sebesar Rp3,7miliar,” tuntasnya.
Data yang didapat Newsway.id, retribusi pasar yang harus dibayarkan pedagang di pasar Bauntung diantaranya:
- Ruko : Rp 55.000/m2/bulan
- Toko ukuran 3×6 : Rp 45.000/m2/bulan
- Kios ukuran 3×3 : Rp 75.000/m2/bulan
- Los kering : Rp 60.000/m2/bulan
- Los basah/Penggilingan: Rp 55.000/m2/bulan