Kemarau di DIY Masih Terjadi, Kekeringan Meluas

by
3 September 2024
Kekeringan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih terjadi bahkan justru meluas. (Foto : BPBD DIY/newsway.id)

NEWSWAY.ID, YOGYAKARTA – Musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2024 diprediksi masih akan berlangsung hingga September mendatang, sebagai dampaknya, wilayah yang mengalami kekeringan terus meluas.

~ Advertisements ~

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Dwikorita Karnawati mengatakan, musim kemarau 2024 bersifat netral. Hal ini berbeda dengan kemarau 2023 yang terbilang sangat kering.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Tahun lalu bahkan memicu terjadinya fenomena El Nino. Kalau sekarang kemaraunya bersifat lebih basah,” kata Dwikorita, Selasa (3/9/2024).

Ia menjelaskan, musim kemarau di DIY pada 2024 diprediksi berlangsung hingga September. Kemudian memasuki Oktober, hujan diperkirakan mulai turun.

“Meski baru di beberapa wilayah DIY, tidak langsung merata,” ujarnya.

Keberlangsungan musim kemarau hingga September 2024 menimbulkan dampak kekeringan di berbagai wilayah di DIY. Di Kulon Progo, kekeringan akibat musim kemarau meluas ke enam kapanewon yaitu Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Pengasih.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Taufik Prihadi menjelaskan, meluasnya dampak kekeringan terlihat pada peningkatan permintaan dropping air bersih dari masyarakat. Peningkatan tersebut dirasakan terutama dalam dua pekan terakhir.

“Memang belum sebanyak tahun lalu. Sebab pada 2023, kami mencatat ada delapan kapanewon yang terdampak kekeringan,” ucapnya.

Untuk menyikapi hal ini, BPBD Kulon Progo mengajukan usulan penetapan Status Tanggap Darurat Kekeringan kepada Pemkab setempat.

Surat Keputusan (SK) Status Tanggap Darurat Kekeringan dibutuhkan pihaknya agar bisa mengakses pos Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD Kulon Progo. BTT kemudian digunakan untuk mendukung program dropping air bersih.

“Kami telah menyalurkan sedikitnya 38 tangki air bersih sepanjang Juli – Agustus 2024. Setiap tangki mampu menampung 5.000 liter air. Ini belum termasuk dengan dropping air yang dilakukan pihak lain seperti Dinas Sosial, TNI dan Polri,” jelasnya.

BPBD Kulon Progo, menurut Taufik, juga masih terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak terkait skema dropping air bersih, koordinasi dilakukan agar proses dropping air bersih ke masyarakat tidak tumpang tindih.

Tinggalkan Balasan