NEWSWAY.CO.ID, BARABAI – Kisah penuh haru datang dari seorang ibu asuh yang dengan sepenuh hati merawat anak disabilitas mental sejak kecil hingga dewasa.

Sejak usia dini Eka Fitriana atau sering dipanggilan sehari-hari Eka yang menderita gangguan perkembangan mental, telah berada di bawah asuhan seorang wanita luar biasa bernama Ibu Niah yang beralamat di Desa Rantau Bujur, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.


Perjalanan mereka penuh tantangan tetapi juga penuh dengan cinta dan pengorbanan. Ibu Niah pertama kali bertemu dengan Eka saat usianya baru 6 tahun, saat itu Eka mengalami keterlambatan perkembangan yang signifikan dan membutuhkan perhatian khusus.

Tanpa ragu Ibu Niah memutuskan untuk mengadopsi dan memberikan tempat yang aman serta penuh kasih sayang bagi Eka di rumahnya yang pada saat Eka sudah ditinggalkan oleh kedua orang tua kandungnya (yatim piatu).

Kurang lebih 18 tahun, Ibu Niah mengasuh dan berkomitmen untuk membantu Eka berkembang sebaik mungkin. Dia tidak hanya memberikan perawatan fisik, tetapi juga mendampingi Eka dalam berbagai terapi, baik fisik maupun emosional.
Dukungan ini memungkinkan Eka untuk belajar mengatasi tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, meskipun ia tetap membutuhkan bantuan untuk beberapa hal.
“Saya merasa bangga bisa melihat Eka tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri,” kata Ibu Niah, dengan mata berkaca-kaca.
“Tantangan terbesar bukan hanya memberi perhatian, tetapi juga memberikan rasa cinta, serta mengajarkan masyarakat di sekitar untuk lebih peduli terhadap anak-anak disabilitas.” lanjutnya.
Kini Eka yang sudah berusia 24 tahun, telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa meski dengan keterbatasan yang ada. Ia mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan dukungan penuh dari Ibu Niah dan Bapak Nunci serta dukungan orang sekitar.
Meskipun ia tidak sepenuhnya mandiri Eka menjalani kehidupannya dengan kebahagiaan yang melimpah.
Ibu Niah berharap kisahnya bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memberi kesempatan yang sama kepada anak-anak disabilitas mental.
“Mereka juga berhak merasakan kasih sayang dan hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Cerita ini menjadi pengingat bahwa kasih sayang seorang ibu tidak mengenal batasan, dan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisik atau mental mereka, berhak mendapatkan cinta dan perhatian yang layak.