Wabah PMK Meluas, Pasar Hewan Terpadu Kulon Progo Ditutup Sementara

by
28 Januari 2025
Pemasaran hewan ternak di Pasar Hewan Terpadu sebelum ditutup sementara karena wabah PMK. (Foto : Dokumentasi Humas Kominfo Kulon Progo/ newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) setempat menutup sementara Pasar Hewan Terpadu, Pengasih. Penutupan dilakukan sebagai upaya memutus siklus hidup virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada populasi hewan ternak di wilayah ini.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Kepala DPP Kulon Progo, drh Drajat Purbadi mengatakan, penutupan pasar hewan didasarkan pada Instruksi Gubernur DIY tentang Peningkatan Kewaspadaan Dini Kasus PMK dan Penyakit Menular Strategis lainnya di DIY. Penutupan dilakukan selama dua pekan, yakni mulai 25 Januari hingga 7 Februari 2025.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Aktivitas jual beli sapi dan kambing ditiadakan. Kami sudah menyosialisasikan kebijakan ini kepada para pedagang,” kata Drajat, Selasa (28/1/2025).

~ Advertisements ~

Kebijakan penutupan Pasar Hewan Terpadu, katanya, diambil untuk menindaklanjuti penyebaran virus PMK di Kulon Progo. Hingga 24 Januari 2025, tercatat sudah ada 29 sapi yang dilaporkan terkena PMK. Dari jumlah itu, dua ekor telah dinyatakan sembuh, sementara 27 sisanya masih sakit.

~ Advertisements ~

“Beruntung, tidak ada kasus kematian dalam penyebaran virus PMK di Kulon Progo,” imbuhnya.

Selama penutupan Pasar Hewan Terpadu, DPP Kulon Progo melakukan disinfeksi secara menyeluruh untuk memutus siklus hidup virus PMK. Selain itu, upaya pengendalian dan antisipasi juga dilakukan melalui program vaksinasi sejak 20 Januari 2025.

Vaksinasi dilakukan oleh dokter hewan di seluruh Puskeswan di Kulon Progo. Dalam prosesnya, dokter hewan jemput bola melakukan vaksinasi sapi dengan target vaksin 25 sapi per hari.

“Ada beberapa aturan terkait vaksinasi ini. Salah satunya tidak boleh dalam kondisi bunting,” ucapnya.

Drajat menyebut, sudah lebih dari 1.050 sapi di Kulon Progo yang telah divaksin. Selain itu, DPP juga melakukan survei dan monitoring kepada pedagang dan tempat penampungan ternak untuk memastikan bahwa ternak baru yang masuk ke Kulon Progo tidak terjangkit PMK.

“Sementara ternak yang tertular, sudah diobati dengan harapan segera sembuh,” ujarnya.

Drajat kemudian meminta para pedagang untuk tidak mendatangkan ternak dari luar daerah. Mereka juga harus memastikan adanya surat keterangan kesehatan hewan saat melakukan transaksi. Ternak yang terindikasi gejala klinis seperti demam, luka mulut dan luka kaki harus segera diisolasi kemudian dilaporkan ke Puskeswan setempat.

Salah satu pedagang ternak dari Tawangsari, Sarjiyo, mengaku setuju dengan kebijakan penutupan Pasar Hewan Terpadu demi memutus penyebaran virus PMK. Meski demikian, ia tetap melayani pembelian hewan ternak di rumah.

“Tapi ternak saya benar-benar sehat. Kalau yang tidak sehat dirawat, divaksin terlebih dahulu,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog