Mengenal Lebih Dekat Si Pemalu Berhidung Panjang, Penghuni Pulau Bakut

by
8 Januari 2023
Hewan Bekantan penghuni pulau bakut. (Foto: Instagram/@Birds_bekantan_bakut)

NEWSWAY.ID – Destinasi Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut yang berada di Sungai Barito, tepatnya di bawah Jembatan Barito merupakan habitat hewan endemik Kalimantan, si pemalu berhidung panjang maskot Kalimantan Selatan.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Ya, ialah Bekantan, yang selama ini kita ketahui bersama telah menjadi daya terik tersendiri bagi wisatawan untuk bisa melihat secara langsung keindahan sosok asli penghuni Pulau Bakut ini.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Selain diisi oleh bekantan, Pulau Bakut juga menjadi kawasan pelestarian flora air, contohnya seperti tumbuhan bakau yang menjadi tanaman khas daerah air dan juga rambai yang sekaligus menjadi menu utama bagi hewan yang keberadaannya sudah mulai terbilang langka tersebut.

~ Advertisements ~

Kepala Resort TWA Pulau Bakut Imam Riyanto mengatakan, kawasan ini telah ditetapkan sebagai site monitoring spesies prioritas terancam punah Bekantan di Kalsel sejak Tahun 2012 yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKSDA Kalsel Nomor : SK. 1653/IV-K.23/KKH/2012 tanggal 31 Juli 2012.

~ Advertisements ~

Penetapan ini dalam rangka pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) meningkatkan populasi spesies terancam punah sebanyak 3 persen dan mengacu pada peta jalan peningkatan populasi 14 spesies prioritas utama terancam punah untuk menetapkan area monitoring.

Dalam kawasan yang memiliki luas 15,58 hektar ini, koservasi bekantan di sini terbilang berjalan dengan baik, yang mana pada tahun 2020 hanya ada sebanyak 100 ekor kemudian meningkat menjadi 116 ekor di tahun 2021, dan meningkat lagi di tahun 2022 menjadi 122 ekor Bekantan.

“Alhamdulillah ya dari tahun ke tahun populasi nya meningkat terus disini,” ungkap Imam, Minggu (8/1/2023).

Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut, Imam Riyanto. (Foto: Juwita/Newsway.id)

Kemudian Imam juga menambahkan, kalau untuk data jumlah pengunjung sebelum Covid-19 itu rata-rata mencapai 1500 sampai 3000 pengunjung perbulan.

Sedangkan saat pandemi Covid 19 tutup total, baru kemudian setelah pandemi Covid 19 mereda, Pulau Bakut dibuka lagi di tahun 2021-2022 yang mana jumlah pengunjung hanya mencapai 350-500 orang perbulan.

“Jadi penurunannya cukup signifikan, padahal kita sudah berupaya mempromosikan melalui berbagai media, salah satunya melalui media sosial,” tandasnya.

Akses menuju pulau bakut itu bisa ditempuh menggunakan angkutan darat, kemudian setelah sampai di dermaga penyebaran menggunakan transportasi air untuk ke destinasi TWA Pulau Bakut.

Sesuai SK dari pemerintah untuk harga tiket bagi wisatan lokal hari biasa dikenakan tarif Rp 10.000 perorang, kalau di Hari Libur itu Rp 12.500 per orang, sedangkan untuk biaya Penyeberangan perorangan pulang pergi Rp 15.000.

Sementara itu, salah seorang pengunjung, Ariana menjelaskankan, bahwa ia sengaja datang untuk berlibur dan juga sekaligus ingin melihat langsung bekantan yang hidup di Pulau Bakut.

“Saya memang sengaja datang karena sedang berlibur dan saya memilih Pulau Bakut, sebagai destinasi wisata yang saya datangi, karena saya ingin melihat secara langsung hewan bekantan yang hidup disini,” ungkapnya.

potret pengunjung yang berwisata ke Pulau Bakut yang berlokasi di bawah Jembatan Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah, pada Minggu (8/1/2023). (Foto: Juwita/Newsway.id)

Ariana juga mengatakan, meski dalam kunjungannya ke Pulau Bakut ini tidak sesuai dengan harapannya ia tetap merasa senang.

“Meskipun pada akhirnya saya tidak bisa melihat langsung bagaimana kehidupan bekantan yang ada di pulau ini, tetapi saya tetap merasa senang karena bisa menikmati keindahan alam yang masih sangat asri di Pulau Bakut ini,” ujarnya bersemangat.

Tak lupa, ia juga berharap kepada dinas terkait yang menangani agrowisata yang ada di Kalimantan Selatan ini, agar kedepannya bisa lebih dikembangkan lagi.

“Harapan saya, agar kedepannya wisata alam semacam ini bisa lebih  berkembang dan fasilitas di agrowisata Pulau Bakut dapat lebih ditingkatkan, sehingga bisa menarik minat masyarakat ataupun para wisatawan yang ingin berkunjung, tak hanya wisatawan lokal namun juga kedepannya bisa menambah minat wisatawan mancanegara, pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog