NEWSWAY.ID – Dugaan penganiayaan terhadap anak asuh di Panti Asuhan Griya Yatim Dhuafa Jalan Pangeran Suriansyah Ujung, Kelurahan Mentaos, Kota Banjarbaru kini telah masuk ke tahap penyidikan.


Dalam kasus ini, polisi menetapkan Bapak asuh, SJ sebagai tersangka setelah diduga melakukan kekerasan terhadap 6 anak di bawah umur.



Kapolres Banjarbaru AKBP Dody Harza Kusumah melalui Kasat Reskrim Iptu Zuhri mengatakan, selama ini tersangka telah melakukan pembinaan yang berlebihan.

“Pembinaan yang berlebihan sehingga mengarah kepada kekerasan, serta tindakan berulang-ulang dan hampir setiap hari,” Katanya, Sabtu (14/1/2023).

Masih kata Zuhri, penetapan tersangka ini berdasarkan dari sejumlah bukti yang ditemukan dan termasuk hasil visum yang positif.
“Jumlah korban yang merupakan anak Panti 6 orang,” tuturnya.
Ia melanjutkan, tersangka telah diamankan dan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Banjarbaru guna proses hukum lebih lanjut.

Sebelumnya, aparat gabungan telah mengamankan oknum pengasuh Panti Asuhan Griya Yatim Dhuafa di Jalan Pangeran Suriansyah Ujung, Kelurahan Mentaos, Kota Banjarbaru pada Kamis (12/1/2023) lalu.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh pihak kelurahan, bahwa ada 6 anak yatim diduga telah dianiaya pengasuhnya.
Sementara itu, Lurah Mentaos Zulhulaifah menjelaskan, selama dua kali melakukan monitoring ke panti asuhan tersebut, ia mengaku kondisi mental dan fisik anak asuh di tempat tersebut tampak seperti sangat memprihatinkan.
“Pertama saya coba berkomunikasi sama anak Panti memang mereka banyak diamnya, tidak nyahut, seperti seolah-olah mereka dalam ketakutan, dari segi mental pun kelihatan tertekan karena tidak banyak berbicara dan segi kesehatan juga terlihat karena seperti kurang gizi,” jelasnya.
Zulhulaifah melanjutkan, Empat anak yatim tersebut diamankan pihaknya di salah satu rumah yatim yang berada di Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru.
“Kalau anak yang lainnya, 1 anak masih dicari keberadaannya oleh pihak kelurahan, Kemudian 1 anak lagi ikut pamannya,” tuntasnya.
Ditempat terpisah, Kepala DPPKBPMPPA Kota Banjarbaru, Sri Lailana mengatakan, Pihaknya terus mengikuti perkembangan kasus penganiyaan tersebut.
“Sebagai pengasuh Panti harusnya sudah mempersiapkan diri dengan menjadi sabar, walaupun anak ini memiliki perilaku yang menguji kesabaran, sebagai pengasuh seharusnya memiliki pola-pola asuh yang mendidik tidak dengan kekerasan,” katanya.
Sri Lailana menambahkan, saat ini anak-anak tersebut dipindahkan ke panti asuhan yang lain di daerah Banjarbaru guna mendapat tempat yang aman dan perlindungan.
“Kami sudah membantu dan memfasilitasi juga memberikan perlindungan-perlindungan kepada anak yang notabennya adalah korban kekerasan,” tutupnya.