NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Ratusan guru TK dan PAUD di Kota Banjarbaru kini menghadapi kenyataan pahit setelah insentif yang selama ini mereka terima tiba-tiba dihentikan.

Melihat kondisi tersebut, mereka melakukan audiensi antara Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Banjarbaru dengan Komisi I DPRD setempat pada Kamis, (17/04/2025).

Ketua K3TK Banjarbaru, Suranti, mengungkapkan sekitar 300 guru terdampak kebijakan tersebut, ia menjelaskan, pemberhentian insentif diduga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah rombongan belajar yang tidak mencukupi dan latar belakang pendidikan guru yang belum mencapai jenjang Strata 1 (S-1).

“Bahkan, kepala sekolah TK pun tak lagi menerima insentif lantaran dianggap tidak menjalankan tugas mengajar langsung. Saat ini hanya sekitar 392 orang yang masih menerima insentif. Kepala sekolah pun sudah tidak dapat, padahal sebelumnya masih termasuk penerima,” ujarnya.
Suranti juga menyoroti kurangnya komunikasi dan sosialisasi dari pihak terkait mengenai perubahan aturan tersebut.
Menurutnya, para kepala sekolah hanya menerima pemberitahuan secara daring melalui grup Whatsapp, tanpa adanya pertemuan atau penjelasan langsung.
“Dulu-dulu, guru baru dua tahun mengabdi pun bisa dapat insentif. Sekarang mendadak dihentikan tanpa penjelasan yang memadai,” tambahnya.
Merespons keluhan tersebut, Ketua Komisi I DPRD Banjarbaru, Ririk Sumari, menyatakan akan segera menindaklanjuti dan memanggil Dinas Pendidikan untuk memberikan klarifikasi.
“Kami akan panggil pihak Dinas Pendidikan. Karena cukup banyak guru PAUD yang dulunya menerima insentif, tapi sekarang tidak lagi. Ini harus kita cari tahu duduk persoalannya,” tegas Ketua DPC PKB tersebut.
Ririk memastikan isu ini akan masuk dalam agenda rapat kerja mendatang agar solusi yang berpihak pada kesejahteraan guru dapat segera diambil.