NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Sebanyak 21 kasus infeksi HIV tercatat oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dalam periode Januari hingga Maret 2025.


Data itu diperoleh dari hasil tes yang dilakukan terhadap 3.674 orang, dari jumlah kasus tersebut, tujuh orang merupakan warga Banjarbaru, sedangkan sisanya berasal dari luar daerah.



Menurut Edi Sampana, epidemiolog dari Dinas Kesehatan Banjarbaru, mayoritas penderita HIV berada dalam usia produktif, yakni di atas 20 tahun.

Ia menjelaskan bahwa tes HIV kini diwajibkan bagi ibu hamil, calon pengantin, dan narapidana di Lapas Banjarbaru, sebagai bagian dari upaya deteksi dini yang diperluas.

“Layanan tes HIV terbuka bagi masyarakat umum dan tersedia di 10 puskesmas serta 9 rumah sakit mitra Dinas Kesehatan. Deteksi dini sangat krusial untuk mencegah penyebaran HIV lebih lanjut. Kami mendorong masyarakat untuk tes secara sukarela,” ujar Edi saat, akhir pekan lalu.
Namun, ia menegaskan bahwa tes tersebut dilakukan tanpa paksaan, harus berdasarkan kerelaan masing-masing individu.
Edi menjelaskan selain deteksi dini, pengobatan bagi Orang dengan HIV (ODHIV) juga telah tersedia gratis di seluruh puskesmas.
“Pengobatan ini harus dilakukan setiap hari, baik sekali maupun dua kali sehari, tergantung kondisi pasien,” katanya.
Namun menurutnya masih banyak pasien yang tidak konsisten minum obat karena merasa jenuh atau sudah merasa sehat.
“Jika itu dibaikan sangat berisiko. Jika berhenti, kondisi pasien bisa memburuk dan bahkan menyebabkan kematian,” kata Edi.
“Sepanjang tahun ini, empat ODHIV meninggal dunia akibat menghentikan pengobatan secara sepihak,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Edi menyampaikan bahwa pencegahan HIV dapat dilakukan melalui penggunaan kondom saat berhubungan seksual, namun ia menyayangkan kampanye penggunaan kondom masih minim dan tidak dilakukan secara masif.
“Kita masih enggan bicara terbuka soal kondom. Padahal ini penting, tidak hanya mencegah HIV, tapi juga berbagai penyakit menular seksual lain seperti sifilis, hepatitis, herpes, dan gonore,” jelasnya.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, Dinkes Banjarbaru mendeteksi 87 kasus HIV, dengan 44 di antaranya berasal dari luar Banjarbaru dan 11 orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Edi menegaskan tanpa kesadaran akan pentingnya tes HIV, penggunaan kondom, dan pengobatan yang teratur, angka infeksi dan kematian akibat HIV akan terus bertambah.
“Kampanye harus lebih kuat dan menyentuh semua lapisan masyarakat,” tutupnya.