Mie MBG Dimasak Sejak Malam, SPPG Disebut Tak Perhatikan Durasi

by
19 Juni 2025
Kepala Dinas Dikpora Kulon Progo, Nur Hadiyanto. (Foto : Kuntari / newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Menindaklanjuti adanya kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Dikpora setempat telah melakukan monitoring dan evaluasi di dapur umum SPPG Ibu Pertiwi, Kedungsari Pengasih.

Hasilnya, ditemukan pelanggaran SOP terkait durasi pengolahan hingga penyajian yang menyebabkan menu MBG menjadi basi.


Sekretaris Dinas Dikpora Kulon Progo, Nur Hadiyanto mengatakan, SPPG Ibu Pertiwi Kedungsari Pengasih melayani paket MBG untuk 35 sekolah dengan 2.549 anak. Di hari kejadian yakni Selasa (17/6/2025), pengolahan makanan tidak penuh, yakni memasak 2.365 paket makanan. Data sekian itu, sebanyak 546 paket telah terdistribusi, 938 paket ditarik dan 881 paket gagal terdistribusi.


“Kami sudah bertemu dengan Kepala SPPG nya, Ibu Revi Herlina dan berhasil mengidentifikasi adanya kesalahan SOP. Terjadi kesalahan kalkulasi waktu, yang mana menu mie seharusnya dimasak belakangan, ini malah dimasak awal,” kata Nur.


Petugas SPPG memasak mie pada dini hari yakni pukul 02.00 WIB. Sehingga, dalam penyajian menu tersebut pada pukul 09.00 hingga 10.00 WIB mie sudah dalam keadaan basi. Hal ini menyebabkan 10 siswa TK ABA Kasatriyan mengalami keracunan dengan keluhan sakit perut dan diare.


“Kami sarankan kepada SPPG Kedungsari untuk bekerjasama dengan Dinas Kesehatan supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” ucapnya.


Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, dr Sri Budi Utami menyampaikan, SPPG sebagai sebuah dapur MBG akan lebih aman jika berkoordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas. Pihaknya siap melakukan pendampingan dengan memberikan pelatihan kepada tenaga yang mengolah menu makanan tersebut.


“Mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, packing sampai distribusi harus dilatih betul. Kondisi tempat juga dilihat apakah memenuhi syarat higienitasi atau tidak. Namun yang terpenting, perlu dilakukan pengecekan air di UPT Labkes Dinkes untuk memeriksa kesehatannya bagaimana. Kalau sehat Alhamdulillah, kalau tidak maka ada treatmentnya,” kata Budi.


Budi menegaskan, SPPG Kedungsari juga harus memperhatikan durasi waktu sesuai batasan yang ditentukan. Para pekerjanya wajib mengenakan tutup kepala, sarung tangan dan alat untuk menjamin kebersihan lainnya.


“Titik lemahnya di mana, nanti kita perbaiki. Yang jelas, kami sudah mengambil sampel sisa makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diperiksa,” tegasnya.


Dalam kesempatan ini Budi juga mengimbau agar para guru bisa bekerjasama mengecek menu MBG sebelum dibagikan ke anak-anak. Jika ditemukan hal yang meragukan, maka sebaiknya menu tersebut ditahan tidak dibagikan.

Latest from Blog