Empat Wajan Bubur Asyura Ludes dalam Hitungan Menit, Warga Palam Rayakan 10 Muharram dengan Penuh Sukacita

Kemeriahan hari bubur asyura di RT 3 Palam Banjarbaru (Foto : ist/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa di RT 3, Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Minggu (6/7/2025), saat warga merayakan Hari Asyura 10 Muharram 1447 H dengan memasak bubur Asyura, tradisi tahunan yang selalu dinanti.

~ Advertisements ~

Tak tanggung-tanggung, empat wajan besar bubur Asyura langsung ludes hanya beberapa menit setelah dibagikan. Sejak pagi, aroma rempah khas masakan nusantara menguar dari seberang Masjid Mujahidin, tempat warga berkumpul dan bergotong royong mempersiapkan bahan masakan.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Tahun ini kami pakai empat wajan besar untuk bubur bumbu sop, ditambah satu wajan kecil untuk bubur bumbu kari,” ujar Sidah, salah satu juru masak yang turut ambil bagian sejak pagi.

Tradisi ini sudah mengakar kuat di tengah masyarakat setempat. Setiap tahun, jumlah warga yang berpartisipasi maupun yang datang mencicipi bubur terus bertambah. Tak heran jika begitu matang, bubur langsung diserbu warga.

Gotong Royong dan Rasa Persatuan dalam 41 Jenis Bahan

Uniknya, bubur Asyura khas Palam ini menggunakan 41 jenis bahan, mulai dari beras, berbagai sayuran hijau, kacang-kacangan, umbi-umbian, rempah, hingga daging ayam. Kombinasi inilah yang menjadikan bubur terasa kaya rasa dan penuh filosofi.

~ Advertisements ~

“Bubur ini melambangkan keberagaman yang bersatu. Seperti bahan-bahan berbeda yang bisa berpadu jadi hidangan lezat, begitu juga hidup bertetangga beragam tapi tetap rukun,” ucap Sidah penuh makna.

Dana untuk membuat bubur dikumpulkan secara sukarela dari warga RT 3, terkumpul sekitar Rp600 ribu, belum termasuk sumbangan bahan makanan yang datang dari berbagai rumah tangga.

~ Advertisements ~

“Kalau ada sisa dana, rencananya akan kami belikan satu wajan besar lagi untuk tahun depan,” tambahnya.

Proses memasak dimulai sejak pukul 08.00 Wita dan selesai sekitar pukul 12.00 Wita. Setelah bubur matang, panitia mengumumkan lewat pengeras suara masjid bahwa bubur siap dibagikan. Warga pun berdatangan, sebagian membawa wadah sendiri, sisanya dibungkus dalam plastik bening.

“Langsung habis. Kami senang melihat antusiasme warga. Semoga tahun depan kami semua diberi umur panjang untuk kembali berkumpul dan memasak bersama,” tutur Sidah dengan haru.

Tradisi memasak dan membagikan bubur Asyura bukan sekadar agenda kuliner tahunan, tetapi juga momen memperkuat tali silaturahmi, menjaga nilai-nilai gotong royong, dan menghidupkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

Latest from Blog