Puskesmas Paringin Selatan Dorong Skrining TBC Lewat Inovasi Es Kopi Enduls

by
11 Juli 2025
Petugas Puskesmas Paringin Selatan melakukan kunjungan skrining TBC ke rumah warga dalam program Es Kopi Enduls. (foto : istimewa/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, BALANGAN – Upaya menekan penyebaran penyakit tuberkulosis (TBC) terus dilakukan oleh Puskesmas Paringin Selatan melalui berbagai strategi inovatif. Salah satunya adalah program Es Kopi Enduls, yang merupakan singkatan dari Investigasi Kontak Erat Penderita Tuberkulosis.

~ Advertisements ~

Kepala Puskesmas Paringin Selatan, drg. Siti Marfuah, pada Rabu (10/7/2025) menjelaskan, tantangan utama saat ini masih rendahnya penemuan kasus TBC secara aktif di masyarakat. Selain itu, keterbatasan sarana pemeriksaan seperti alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang hanya tersedia di rumah sakit juga menjadi kendala, ditambah pencatatan pemeriksaan yang belum seluruhnya masuk ke Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Menjawab tantangan tersebut, tim Puskesmas Paringin Selatan merancang pendekatan berbasis komunitas melalui Es Kopi Enduls. Program ini menitikberatkan pada investigasi kontak erat di sekitar pasien TBC (kasus indeks) untuk menemukan kasus baru sedini mungkin.

“Kegiatan investigasi kontak dilakukan selama satu minggu untuk setiap kasus indeks. Apabila pada kunjungan pertama seluruh kontak belum dapat diskrining, maka petugas kesehatan bersama kader TB akan melakukan kunjungan ulang ke rumah warga, agar semua kontak dapat dipastikan diperiksa,” jelas drg. Siti Marfuah.

~ Advertisements ~

Herma Juniarsih, S.Kep., Ners, sebagai inovator program ini menambahkan, dukungan dari pemerintah desa sangat penting dalam pelaksanaan skrining. Melalui kerja sama dengan kepala desa, terbentuklah kader-kader TB di tingkat desa. Keberadaan kader inilah yang berperan besar dalam percepatan penemuan kasus.

~ Advertisements ~

“Setelah program berjalan, pengetahuan masyarakat tentang TBC meningkat. Masyarakat juga mulai sadar pentingnya skrining bagi keluarga yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita TBC,” kata Herma.

Beberapa desa bahkan telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk menetapkan kader TB resmi. Dengan SK tersebut, para kader memperoleh insentif rutin setiap bulan sehingga mereka semakin termotivasi menjalankan tugasnya.

“Keterlibatan aktif kader TB inilah yang menjadi pembeda Es Kopi Enduls. Koordinasi dengan pihak desa membuat proses skrining berjalan lebih cepat dan cakupannya lebih luas,” imbuh Herma.

Program ini tidak hanya fokus pada penemuan kasus TBC aktif, tetapi juga mendeteksi kemungkinan TBC laten pada kontak erat. Dengan demikian, potensi penularan dapat ditekan sedini mungkin melalui pengobatan preventif, sehingga risiko berkembang menjadi TBC aktif pun berkurang.

Sejak diluncurkan pada Maret 2024, Es Kopi Enduls mencatatkan hasil yang signifikan. Jika pada 2023 hanya terdapat 79 orang terduga TBC yang diperiksa melalui TCM, maka setelah inovasi ini berjalan jumlahnya melonjak hingga 303 orang yang berhasil diidentifikasi dan diperiksa.

Puskesmas Paringin Selatan berharap langkah ini dapat berkontribusi nyata dalam menurunkan angka penularan TBC di Kabupaten Balangan. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, serta keterlibatan masyarakat, penanganan TBC dapat dilakukan lebih efektif.

“Harapan kami, program ini terus berlanjut, sehingga kasus TBC baru atau kambuh bisa ditemukan lebih cepat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Dengan demikian, penyebaran TBC di lingkungan sekitar dapat ditekan,” pungkas drg. Siti Marfuah.(nw)

Reporter M Nasrullah Newsway.co.id Balangan

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog