SMPN 1 Martapura Hadapi Tantangan Penerapan Mata Pelajaran Coding dan AI

SMP 1 Martapura (Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Perkembangan teknologi yang semakin maju, membuat Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Martapura tengah bersiap untuk menerapkan mata pelajaran baru yang mengintegrasikan pembelajaran coding dan AI.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Penerapan mata pelajaran baru tersebut sesuai arahan dari Kementerian Pendidikan melalui Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025.

Namun dengan adanya tuntutan itu, ternyata pihak SMPN 1 Martaputa masih mempunyai kendala, yaitu keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas menjadi hambatan utama dalam proses persiapan tersebut.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Kepala Sekolah SMPN 1 Martapura, Yatim Dwi Margono mengungkapkan, saat ini sekolahnya hanya memiliki satu guru yang akan menangani pelajaran KKA (Kecerdasan Komputasional dan Artifisial) untuk sembilan rombongan belajar di tingkat kelas VII.

“Guru tersebut baru saja mengikuti bimbingan teknis yang digelar oleh Hasnur pada 14 hingga 18 Juli lalu,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (21/7/2025).

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Margono mengatakan, meski guru tersebut berlatar belakang informatika, idealnya sekolah membutuhkan tiga tenaga pengajar informatika.

“Saat ini hanya tersedia dua dan salah satunya harus merangkap mengajar mapel KKA,”ujarnya.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Ia menjelaskan, kendala penambahan tenaga pengajar juga dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjar. Surat Edaran Bupati Banjar Nomor KP.00.01/394/BKPSDM/2023 melarang pengangkatan pegawai non-PNS maupun non-PPPK di lingkungan pemerintah daerah, termasuk satuan pendidikan.

“Kami memahami tujuan kebijakan ini, yakni untuk mendorong pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS atau PPPK. Namun, kondisi ini membuat kami kesulitan menambah guru baru, apalagi setiap tahun ada guru yang pensiun,” jelas Margono.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Selain persoalan SDM, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran KKA juga dinilai belum memadai. Keterbatasan fasilitas membuat proses belajar mengajar dan pelatihan mandiri bagi guru menjadi tidak optimal.

“Kalau fasilitasnya tersedia, para guru bisa belajar secara mandiri. Tapi karena belum memadai, kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari dinas terkait mengenai pelaksanaan mapel ini,” tuturnya.

Penerapan mata pelajaran KKA akan dilakukan secara bertahap dan dimulai dari kelas VII, sejalan dengan kebijakan nasional dalam mempersiapkan generasi digital Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog