NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Masalah transportasi publik dan penataan lalu lintas di Kalimantan Selatan, menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan masyarakat di jalan.
Berbagai permasalahan seperti kepadatan lalu lintas, angka kecelakaan yang masih tinggi, hingga pelanggaran aturan jalan raya menjadi sorotan dalam forum pembahasan lintas sektor, hal itu diungkap oleh Dirlantas Polda Kalsel Kombes Pol M Fahri Siregar saat menggelar acara Polantas Memyapa pada Selasa (22/07/2025).

Dalam pertemuan yang melibatkan berbagai instansi seperti Ditlantas Polda Kalsel, pemerintah daerah, dan komunitas masyarakat yang bergerak dalam sektor transportasi banyak masukan serta saran yang disampaikan untuk memperkuat penanganan persoalan lalu lintas.


“Alhamdulillah, kami menerima banyak masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan, termasuk informasi bahwa sudah banyak upaya dilakukan oleh pihak kepolisian lalu lintas, pemerintah provinsi, dan Pemkot Banjarbaru untuk memperbaiki sistem lalu lintas dan transportasi publik,” ujar Dirlantas.

Salah satu permasalahan yang banyak dikeluhkan adalah kondisi infrastruktur jalan di beberapa kabupaten atau kota yang dinilai masih kurang memadai, beberapa ruas jalan disebut rawan kecelakaan dan belum tertangani secara optimal.

“Tentu ini bukan semata tanggung jawab polisi, tapi juga melibatkan instansi teknis seperti Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum. Masukan ini akan kami teruskan ke forum-forum koordinasi agar penempatan rambu, perbaikan jalan, dan penataan infrastruktur bisa lebih merata dan tepat sasaran,” lanjutnya.
Masalah angkutan barang juga menjadi perhatian dalam forum tersebut, saat ini, pihak kepolisian masih dalam tahap sosialisasi regulasi terkait standar dimensi dan operasional angkutan barang, termasuk menyasar pengemudi, pemilik armada, pemilik barang, hingga bengkel karoseri.
“Sesuai arahan Kakorlantas Polri, hingga akhir Desember 2026 kita masih dalam tahapan sosialisasi soal angkutan barang. Setelah itu, akan mulai dilakukan penertiban untuk menuju Indonesia Zero Over Dimension and Over Loading (ODOL),” tegasnya.
Lebih jauh sebagai bagian dari langkah konkret, kegiatan Polantas Menyapa terus digalakkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus mendengar langsung aspirasi pengguna jalan.
Langkah preventif lainnya seperti patroli rutin di daerah rawan kecelakaan, pengaturan lalu lintas, hingga pemasangan rambu terus ditingkatkan.
Di sisi lain, tindakan represif seperti penilangan konvensional dan elektronik (ETLE mobile & statis) juga tetap dilaksanakan selama Operasi Patuh Intan 2025.
“Saya sudah instruksikan agar pelaksanaan tilang dilakukan secara stasioner di titik-titik pelanggaran. Semua pendekatan—edukatif, preventif, dan represif—harus dijalankan secara seimbang,” pungkasnya.