DKPP Banjar Lakukan Inovasi Daerah INTAN SIKAPAYU, Dorong Budidaya Papuyu dan Ekonomi Masyarakat

11 September 2025
Proses pelepasan bibit ikan papuyu dalam program INTAN SIKAPAYU (Foto : DKPP Banjar/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar meluncurkan inovasi daerah bertajuk “Intan Sikapayu” (Inovasi Tangguh Sinergi Kampung Papuyu) sebagai terobosan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKPP Banjar, Bandi Chairullah menjelaskan, Intan Sikapayu dirancang dengan target jangka pendek, menengah, dan panjang.

“Pada tahap awal, DKPP membentuk Forum Komunikasi Penggiat Perikanan Budidaya di Desa Karang Intan sebagai wadah diskusi bersama mengenai teknik budidaya, pemetaan masalah hingga potensi pasar,” ucapnya saat ditemui di DKPP Banjar, Kamis (11/09/2025).

Selain itu, telah dilaksanakan Sekolah Lapang Budidaya Perikanan selama empat bulan dengan melibatkan perguruan tinggi, Balai Benih Ikan Air Tawar, organisasi praktisi, penyuluh perikanan, koperasi, dan stakeholder terkait.

Bandi mengjelaskan, sekolah lapang ini juga menggandeng kelompok perempuan untuk mengembangkan produk olahan ikan papuyu bernama Samu Modern, dengan tiga varian rasa yaitu original, ketumbar dan pedas.

“Strategi kami membangun kolaborasi lintas sektor, baik dengan OPD, perguruan tinggi, maupun media. Dari situlah lahir Intan Sikapayu sebagai inovasi yang mengangkat potensi lokal menjadi kekuatan daerah,” jelasnya.

Manfaat program ini mulai terasa. Berdasarkan hasil pelatihan, keuntungan pembudidaya bisa mencapai Rp39–45 juta dari 20 ribu ekor ikan papuyu. Apalagi harga papuyu relatif tinggi, berkisar Rp40 ribu–Rp100 ribu per kilogram di tingkat produsen, bahkan bisa menembus Rp150 ribu di pasaran.

DKPP juga mendapat dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel yang menyalurkan 20 ribu ekor benih papuyu, pakan, serta peralatan budidaya. Meski masih ditemui kendala teknis kecil seperti waktu dan koordinasi,

“Hal ini lah justru menjadi tantangan yang mendorong kolaborasi semakin kuat,” terang Bandi.

Saat ini produksi ikan papuyu di Kabupaten Banjar masih rendah, yakni 7,7 ton pada 2024. Melalui Intan Sikapayu, pemerintah berharap produksi dapat meningkat sekaligus menjadikan papuyu sebagai komoditas unggulan daerah.

“Hilirisasi melalui produk Samu Modern akan memberi nilai tambah, terutama untuk ikan berukuran kecil agar tetap bernilai ekonomi,” jelasnya.

Bandi menambahkan, pengembangan Intan Sikapayu juga diarahkan untuk mendukung sektor pariwisata agar selaras dengan visi daerah Banjar. Beberapa kelompok budidaya, seperti di Desa Tabulihin, sudah menunjukkan keberhasilan dengan meningkatkan hasil budidaya berkat program ini.

“Harapan kami, Intan Sikapayu tidak hanya meningkatkan produksi ikan papuyu, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat melalui produk unggulan lokal yang bisa menjadi identitas Kabupaten Banjar,” tutupnya. (nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog