Oleh : Isuur Loeweng Suroto

Program seratus hari Wali Kota Banjarbaru, Hj Erna Lisa Halaby dan Wakil Wali Kota, Wartono selesai pada 29 September 2025.
Semua capaian atas kinerja Lisa – Wartono dipaparkan secara jelas oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru, Sirajoni pada Senin (29/09/2025) di hadapan insan media, secara tegas bahwa apa yang dilakukan pada program 100 hari ini baru permulaan dan dipastikan kedepan akan dilanjutkan.
Dari data yamg dihimpun, Wali Kota Banjarbaru Hj Erna Lisa Halaby adalah kepala daerah pertama di Kalimantan yang berani melakukan ekspose setelah 100 hari melaksanakan program kerjanya, secara langsung kepada media yamh dilakukan pada Minggu (28/09/2025) di rumah dinas wali kota.
Selain itu, Lisa juga sudah mengagendakan kegiatan silaturahmi ke masing-masing kecamatan untuk ekspose hasil kerja 100 harinya kepada masyarakat secara langsung.
Apa yang dilakukan Lisa merupakan bentuk tanggungjawabnya kepada masyarakat yang ia sampaikan setelah dirinya dilantik hingga selesainya program 100 hari kepemimpinanya.
Lantas apa saja yang sudah dilakukan Lisa melalui dinas teknis selama 100 hari, dalam catatan redaksi newsway.co.id banyak program, baik itu Infrastruktur, bidang Sosial dan Ketahanan Pangan maupun Pendapatan dan Anggaran.
Sebut saja ada dua program prioritas yang cukup menonjol, yaitu mitigasi banjir dan penataan kabel.
INFRASTUKTUR (Memperelok Kota)
Soal mitigasi banjir tahun 2025 ini Lisa melalui dinas teknis telah membangun 20 titik drainase di Banjarbaru dan 12 titik revitalisasi sungai, apa yang dilakukan Lisa melalui dinas teknis merupakan bentuk keseriusan dalam mengatasi banjir.
Salah satu bukti keseriusan mengatasi banjir, pada awal dilantik, Lisa bersama masyarakat dan Forkopimda turun langsung membersihkan sungai Tonhar, pasalnya sungai itu masih menjadi momok banjir saat musim penghujan.
Tidak hanya sampai disitu, Lisa melalui Dinas PUPR Bidang Sumber Daya Air melaksanakan 27 paket pekerjaan yaitu pembangunan drainase, revitalisasi sungai dan pembangunan Kolam Retensi Guntung Jingah.
Kolam Retensi Guntung Jingah merupakan bagian dari program penanganan banjir dan pengendalian air hujan, Proyek ini merupakan salah satu dari sepuluh paket strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru untuk tahun 2025.
Meskipun itu program pemerintahan Wali Kota sebelumnya, Lisa tetap melaksanakan karena persoalan banjir dianggap persoalan serius dan harus dilakukan penganan secara berkelanjutan.
Apa yang dilakukan Lisa ini, merupakan janji saat pidato pertamanya di DPRD, dirinya berjanji tetap akan melanjutkan pembangunan yang bersentuham langsung dengan masyarakat.
Sangat jelas bahwa fungsi utama kolam retensi adalah menampung air hujan secara sementara dan melepaskannya secara bertahap, sehingga mengurangi risiko banjir dan membantu mengendalikan genangan air.
Proyek ini memiliki pagu anggaran sebesar Rp 2,7 miliar, menjadikannya proyek terkecil di antara proyek-proyek strategis lainnya.
Pembangunan kolam retensi ini diharap bisa menampung dan memperlambat aliran air hujan untuk mencegah banjir di kawasan hilir, selain itu berpotensi untuk menyimpan air guna keperluan irigasi atau pemanfaatan lain di kemudian hari.
Tidak sedikit anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk mitigasi banjir ini, dari data yang didapat newsway.co.id perkiraan total anggaran yang dialokasikan untuk proyek SDA pada 2025 mencapai kurang lebih Rp50 miliar.
Salah satu paket terbesar adalah pekerjaan di kawasan siring Embung Gunung Kupang dengan nilai sekitar Rp9 miliar, yang mencakup penguatan tebing, normalisasi saluran, serta pembangunan jogging track dan pagar keliling.
Sementara itu, proyek normalisasi sungai tahun ini mencakup Sungai Ambulung, Sungai Kuranji, Sungai Karet rehabilitasi dan perbaikan tebing serta pengerukan dengan nilai anggaran Rp2,5 miliar serta rehabilitasi Sungai Kemuning di kawasan Sungai Besar senilai Rp2,5 .
Tidak hanya sampai disitu, Bidang Bina Marga juga kembali melakukan pembangunan pedestrian Jalan Panglima Batur tahap IV sepanjang 600 meter dari Jembatan Komet hingga Simpang STM Tugu Toga.
Proyek tersebut merupakan upaya penataan kota dengan nilai anggaran sebesar Rp5 miliar. Proyek ini merupakan lanjutan dari pembangunan trotoar tahun sebelumnya di Kelurahan Komet, dan tahun ini berlanjut ke sisi kiri jalan.
Proyek strategis lainnya yang juga masuk dalam program 100 hari adalah pembangunan trotoar Jalan Lanan, yang berada di kawasan eks Pasar Bauntung mengarah ke Puskesmas Banjarbaru Selatan.
Persoalan lain yang dianggap tidak kalah penting adalah, penataan kabel yang selama ini dianggap semrawut dan mengganggu keindahan kota, memang belum begitu signifikan dilakukan, namun upaya untuk merapikan sudah dimulai Lisa.
Bentuk keseriusan dalam.upaya menata kabel adalah, Lisa sudah melakukan komunikasi dengan PLN, Telkom dan vendor dan menjalin komitmen kedepan penataan kabel semrawut akan dilakukan bersama-sama.
BIDANG SOSIAL (Renovasi Rumah Warga Miskin “Barakat Gawi Banjarbaru”)
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Pemerintah Kota Banjarbaru diera kepemimpinan Lisa Halaby melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), melakukan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang merupakan bagian dari program kerja 100 hari Wali Kota Banjarbaru, Hj Erna Lisa Halaby.
Memang itu tidak bisa selesai semua dalam 100 hari, pasalnya pada anggaran murni saja ada 68 unit tersebar di seluruh kecamatan di Kota Banjarbaru.
Sementara pada anggaran perubahan ada 33 unit yang tersebar di semua kecamatan, secara keaeluruhan tahun 2025 menargetkan 101 rumah akan direnovasi.
Kecamatan Cempaka menjadi daerah paling banyak yang menerima program RTLH ini, sebanyak 53 unit pada anggaran murni 2025.
Program RTLH ini merupakan program prioritas 100 hari Wali Kota untuk mengentaskan kekumuhan pemukiman masyarakat, dengan skema bantuan rehab rumah tidak layak huni, sebesar Rp25 juta, per rumah.
Selain RTLH, juga bantuan sembako kepada sejumlah penerima manfaat dilakukan Lisa melalui Dinas Sosial.
Pembagian sembako gratis ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meringankan beban masyatakat kurang mampu.
Newsway.co.id melihat hal menarik dalam bidang sosial kemasyarakatan, yaitu respon cepat wali kota perempuan pertama di Banjarbaru, ia selalu hadir ketika warganya sedang mengalami kesusahan.
Beberapa kali datang ke lokasi kebakaran yang menimpa warganya, mengunjungi warga disabilitas maupun Lansia, bahkan saat kunjungan ke Jakarta, Lisa menyempatkan diri menjenguk salah satu warganya yang sedang menjalani operasi di salah satu RS Jantung di Jakarta.
Apa yang dilakukan Lisa memang akhirnya meligitimasi bahwa dirinya mempunyai empati yang baik terhadap warganya yang sedang kesusahan.
KETAHANAN PANGAN (Pengendalian Inflasi)
Dalam hal ketahanan pangan, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui DKP3 juga melaksanakan beberapa prgram untuk 100 hari kerja wali kota.
Sebut saja melalui kegiatan Field Day, Lisa bersama DPRD Kota Banjarbaru beberapa kali melaksanakan panen cabai dan jagung yang dikelola Poktan dibawah binaan DKP3.
Selain itu juga panen padi di kawasan Cempaka, sebagai bentuk keseriusan dalam pengembangan padi sebagai penopang ketahanan pangan lokal Banjarbaru.
ANGGARAN DAN PENDAPATAN
Dengan adanya penurunan dana transfer daerah, Lisa terpaksa harus memangkas program-program yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Upaya itu adalah komitmen Lisa bahwa dimasa kerja 100 harinya akan memprioritaskan program yang langsung menyentuh masyarakat.
Namun dalam upaya untuk memaksimalkan program tetap.berjalan baik, salah satunya adalah menikan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Untuk menggenjot PAD, salah satu upaya Lisa adalah memberikan diskon kepada masyarakat wajib pajak PBB, program itu ternyata evektif.
Itu dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan pajak PBB selama bulan Agustus dan diberlakukan diskon 10 persen tercatat ada 8.878 transaksi pembayaran PBB dengan total nominal mencapai Rp 8.773.181.961.
Penerimaan ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Juli sebelum adanya diskon, pada bulan Juli, BPPRD mencatat 9.559 transaksi dengan total penerimaan sebesar Rp 1.539.027.656.
Melihat semua upaya yang dilakukan Lisa Halaby baik melalui dinas teknis atau dirinya turun langsung melegitimasi bahwa keseriusan itu wajib dilakukan.
Program kerja 100 hari ini juga menjadi pintu gerbang serta fondasi Lisa lima tahun ke depan menuju Banjarbaru Emas.
Perjalanan Lisa sudah dimulai, mesti dikawal bersama hingga tugasnya menjadi orang nomor satu di Banjarbaru selesai.(*)