NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Puluhan orang tua dan relawan tampak mondar-mandir di depan RS Ratu Zaleha Kabupaten Banjat, mereka memastikan kondisi anak-anak mereka yang diduga mengalami gejala keracunan makanan.

Banyaknya orang tua yang datamh membuat suasana di depan ruang IGD RS Ratu Zaleha Martapura, Kamis (9/10/2025), mendadak ramai.
Dari informasi yang diterima sedikitnya 33 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari MTs/SMP hingga MA/SMA mengalami gejala mual, muntah, sakit perut, dan lemas usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.
Para siswa yang mengalami gejala langsung dievakuasi ke IGD RS Ratu Zaleha menggunakan ambulans relawan untuk mendapatkan penanganan medis.
Salah satu orang tua murid, Nasar mengaku terkejut saat menerima kabar anaknya ikut menjadi korban.
“Anak saya tiba-tiba merasa lemas, sakit perut, lalu muntah. Biasanya tidak pernah ada masalah dengan makanan MBG sebelumnya,” ujarnya.
Hingga sore hari, jumlah siswa yang dirawat terus bertambah. Beberapa orang tua terlihat datang silih berganti membawa anak mereka yang baru mengalami gejala serupa.
Komandan Kodim 1006/Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, yang turut meninjau langsung bersama Sekda Banjar, menyampaikan perkembangan terbaru terkait insiden tersebut.
“Hingga sore ini tercatat 33 siswa yang dirawat karena mengalami sakit perut. Tiga di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik,” jelasnya.
Menurutnya, siswa yang terdampak berasal dari beberapa sekolah di Martapura, yaitu MAN Assalam, MTS Assalam, MI Assalam, SD Muhammadiyah, dan SDN Pesayangan 1.
Tim gabungan dari Kodim dan Pemerintah Kabupaten Banjar telah mengambil sampel makanan dari dapur penyedia, yaitu SPPG Tungkaran, untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil pengamatan awal, menu yang dikonsumsi siswa terdiri dari ayam dan sayur.
Letkol Bambang juga memastikan bahwa seluruh biaya perawatan siswa ditanggung pemerintah daerah.
“Bapak Pj Sekda sudah menyampaikan bahwa semua biaya pengobatan korban akan ditanggung Pemkab Banjar. Kami juga menyiapkan rumah sakit tambahan, seperti RS Pelita Insani dan Puskesmas Martapura I serta II, jika jumlah pasien meningkat,” ungkapnya.
Ia menegaskan, pemerintah bersama aparat TNI akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak yayasan dan dapur penyedia untuk memperhatikan aspek sanitasi, proses masak, serta standar gizi. Program MBG ini baik dan bermanfaat, tapi tidak boleh ada pihak yang bermain atau lalai,” tegas Bambang.
Pemerintah dan Kodim 1006/Banjar juga membuka peluang penindakan bila ditemukan unsur kelalaian serius dalam kasus ini.
“Apabila nanti hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan, maka akan ditindak sesuai aturan. Bila sifatnya administrasi, kami tempuh jalur itu. Namun bila mengarah ke pidana, tentu akan diproses sesuai hukum,” ujarnya.
Ia menutup dengan penegasan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga transparansi dan memastikan program Makan Bergizi Gratis tetap berjalan sesuai tujuan.
“Program MBG ini adalah langkah besar pemerintah untuk mencetak generasi sehat dan kuat. Mari kita awasi bersama agar tidak disalahgunakan,” pungkasnya.(nw)