NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa sekolah di Martapura kembali mendapat sorotan setelah sejumlah siswa mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan siang pada Kamis (9/10/2025).

Di SMAN 1 Martapura, sedikitnya 25 siswa dilaporkan mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi nasi kuning dengan lauk ayam suwir. Hal serupa juga dialami beberapa siswa di MTS Assalam Martapura, yang mengaku mengalami gejala serupa beberapa jam setelah makan.
Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 1 Martapura, Anton Suhendro mengungkapkan pihaknya memutuskan menghentikan sementara kegiatan MBG sembari menunggu hasil asesmen penyebab keracunan dari pihak terkait.
“Kami tidak ingin menambah risiko, keselamatan anak-anak lebih utama,” tegas Anton.
Anton mengatakan makan siang tersebut dikirim dari dapur penyedia di Tungkaran sekitar pukul 12.15 WITA. Menu yang disajikan diketahui nasi kuning dan ayam suwir yang diduga sudah tidak layak konsumsi.
“Untungnya kami sudah mewanti-wanti siswa lewat grup WhatsApp dan wali kelas, kalau ada perubahan rasa, bau atau tekstur, supaya tidak dimakan. Banyak yang akhirnya membuang makanan itu,” ucapnya, Jumat (10/10/2025).
Meski sebagian besar siswa tidak memakan, ada sekitar 25 siswa yang sempat mengonsumsi dan mengalami gejala ringan.
“Sebagian besar rawat mandiri di rumah. Hanya satu siswa sempat dibawa ke rumah sakit malam itu, tapi sudah diperbolehkan pulang,” ujarnya.
Anton juga memberi masukan kepada pihak penyedia makanan agar memperhatikan kebersihan wadah, pemilihan menu yang tidak mudah basi, dan variasi lauk. Ia juga menyoroti kualitas buah yang sering kali layu saat tiba di sekolah.
Sementara itu, Nurwida Hairana, siswi kelas 7 MTS Assalam, menceritakan pengalamannya saat kejadian. Ia menyebut menu yang diterima pada hari itu adalah nasi kuning, ayam suwir, tempe goreng dan sayur acar.
“Waktu saya buka wadahnya itu masih kelihatan nyaman aja, jadi saya makan. Tapi setelah sekitar jam tiga atau empat sore, mulai terasa mual,” ungkap Nurwida.
Ia mengatakan, sebagian teman-temannya juga mengalami hal serupa meski tidak semuanya sampai harus ke rumah sakit.
“Cuma ada yang lemes, tapi banyak yang cuma minum susu atau obat dari rumah,” katanya.
Nurwida mengungkapkan, pihak sekolah juga segera memberi arahan agar siswa melapor jika ada gejala lanjutan.
“Guru bilang kalau nanti ada apa-apa langsung kabari sekolah aja, biar cepat ditangani,” tuturnya.
Sebagai tambahan, pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Martapura tergolong masih baru karena baru berjalan sekitar dua hingga tiga minggu terakhir. Sekolah ini mendapatkan suplai makanan dari dapur penyedia SPPG Tungkaran yang juga melayani distribusi untuk MTS Assalam dan beberapa sekolah lainnya.
Diketahui, SMAN 1 Martapura termasuk dalam jadwal pengantaran terakhir dari rangkaian distribusi yang dilakukan dapur tersebut setiap harinya.(nw)