NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Sejumlah warga di sekitar Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, mengeluhkan munculnya ikan yang diduga jenis lohan di perairan waduk. Mereka khawatir keberadaan ikan tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan merugikan para pembudidaya ikan lokal.
Keluhan itu disampaikan warga saat kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan (Sosper) yang digelar Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Banjar, M Ali Syahbana, di Desa Liang Toman RT 02, Tiwingan Lama, Kamis (6/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Ali salah satu warga setempat mengungkapkan kekhawatiran mereka atas munculnya ikan yang diduga mirip lohan dalam jumlah yang cukup banyak di perairan Waduk Riam Kanan. Warga menduga, jika dibiarkan, ikan tersebut dapat menyingkirkan populasi ikan dilokasi seperti nila dan sepat.
“Kami khawatir ikan lohan ini bisa berkembang biak dan merusak ekosistem perairan waduk. Pembudidaya di sekitar sini juga takut kalau ikan lokal nanti kalah bersaing,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar, Bandi Chairullah mengatakan, pihaknya baru menerima informasi tersebut usai kegiatan Sosper.
“Kami baru mengetahui adanya dugaan mirip ikan lohan di Waduk Riam Kanan setelah kegiatan sosialisasi kemarin. Namun, kami belum dapat memastikan kebenarannya karena perlu dilakukan pemeriksaan langsung di lapangan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (10/11/2025).
Bandi mengatakan, dari penjelasan awal, kemungkinan ikan yang ditemukan bukan ikan lohan asli, melainkan jenis hibrida non-lokal yang memiliki kemiripan bentuk dengan lohan.
“Bisa jadi itu ikan hasil kawin silang antar jenis nila. Secara bentuk menyerupai lohan, tetapi secara genetik berbeda. Kalau lohan asli, justru sulit berkembang biak di alam liar dan biasanya bernilai jual tinggi,” jelasnya.
Ia menyebutkan, secara teori ikan lohan memang dikenal invasif dan agresif, tetapi jika terjadi perkawinan silang antara lohan dan nila, keturunannya akan mandul, sehingga kecil kemungkinan terjadi penyebaran masif di alam.
Meski demikian, DKPP Banjar tidak ingin berspekulasi sebelum ada data lapangan. Pihaknya berencana segera melakukan pemantauan rutin di area Waduk Riam Kanan untuk memastikan kebenaran temuan tersebut.
“Kami akan menugaskan tim teknis untuk mengecek langsung di lapangan dan mengumpulkan sampel hasil tangkapan warga. Jika ditemukan ikan yang mirip lohan, kami minta dibawa ke dinas untuk diidentifikasi,” ungkap Bandi.
Selain melakukan pemantauan, DKPP juga mengingatkan para pembudidaya ikan agar tidak mencoba membesarkan ikan lohan di waduk, karena berpotensi mengganggu ekosistem alami dan populasi ikan lokal.
“Sejauh ini belum ada laporan resmi adanya pembudidaya yang memelihara lohan di Waduk Riam Kanan. Tapi kami tetap akan memberikan edukasi agar masyarakat tidak melepas atau membudidayakan ikan jenis ini,” ujarnya.
Jika nantinya hasil pemeriksaan menunjukkan adanya spesies baru, DKPP Banjar akan berkoordinasi dengan balai penelitian, akademisi dan perguruan tinggi untuk melakukan kajian ilmiah lebih lanjut serta kita arahkan ke pemasaran ikan hias karena bentuk dan corak ikan tersebut cukup bagus.
Sebagai tindak lanjut, DKPP Banjar telah menyiapkan lima langkah mitigasi untuk menghadapi potensi penyebaran ikan non-lokal di Waduk Riam Kanan, yakni:
- Pemantauan rutin populasi ikan di perairan waduk.
- Penangkapan selektif untuk identifikasi spesies yang menyerupai lohan.
- Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat serta kelompok pembudidaya.
- Kolaborasi lintas pihak, melibatkan akademisi, balai riset, dan pemerintah daerah.
- Pemanfaatan hasil tangkapan untuk penelitian dan pengawasan ekosistem.
“Kami menyambut baik laporan masyarakat dan dukungan media. DKPP Banjar akan menindaklanjuti dengan langkah mitigasi agar ekosistem Waduk Riam Kanan tetap terjaga dan tidak terganggu oleh spesies non-lokal,” pungkas Bandi.(nw)
