NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banjar berencana untuk meningkatkan status menjadi tanggap darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).


Keputusan tersebut diambil mengingat saat ini Karhutla di Kabupaten Banjar semakin meluas.



Sesuai arahan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar tentang penaikkan status Karhutla di wilayah Kabupaten/Kota.

Untuk itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, HM Hilman mengatakan, akan segera melakukan rapat terkait status Karhutla di Kabupaten Banjar.

Menurutnya, Kabupaten Banjar layak untuk menaikan status menjadi Tanggap Darurat, hal itu melihat kondisi lapangan di Kabupaten Banjar mulai dari luasan hektare yang berjumlah sekitar 650 hektare hingga banyaknya titik api.
“Ya, segera dilaksanakan Rapat sebagai dasar penetapan status tanggap darurat, dengan dasar data kejadian, dampak, prakiraan cuaca dari BMKG serta kajian cepat yang dilakukan akan dipertimbangkan apakah akan dilaksanakan peningkatan status dari siaga ke tanggap darurat Karhutla,” tutur HM Hilman kepada Newsway.id, pada Sabtu (7/10/2023).
Masih kata HM Hilman, ini sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantam Selatan agar bisa melakukan penanganan lebih efektif lagi, terlebih di area vital nasional atau ring satu.
“Ini juga bentuk dukungan kita terhadap Pemprov agar bisa menaikkan status menjadi tanggap darurat, karena tadi syaratnya minimal harus ada dua kabupaten kota yang statusnya jadi tanggap darurat,” lanjutnya.
Sekedar informasi, Kabupaten Banjar menetapkan status siaga karhutla dan kekeringan sejak 1 Juli 2023 lalu dan berlangsung hingga sekarang.
HM Hilman pun berharap, Pemprov Kalimantan Selatan bisa melakukan pengamanan area vital lebih maksimal jika status Karhutla dinaikkan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar Warsita menambahkan, rekapitulasi hotspot pantauan visual di Kabupaten Banjar tahun 2023 per 1 Oktober yakni berjumlah 451 dengan luasan lahan terbakar 636.46 hektare.
“Dari 18 Kecamatan jumlah hotspot visual terbanyak adalah Martapura Barat yakni berjumlah 86, sedangkan luasan lahan terbakar yang paling banyak yakni Sungai Tabuk dengan jumlah 206.53 hektare,” sebutnya.
Warsita menyebutkan, hingga saat ini BPBD kabupaten Banjar masih menunggu arahan dari pemerintah untuk menetapkan status menjadi tanggap darurat.
“Saat ini masih siaga darurat Mbak, saat ini masih meminta arahan pimpinan untuk menetapkan status menjadi tanggap darurat,” pungkasnya.