NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Apakah itu Stunting, Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.


Ketika baru-baru ini ada yang bicara atau berkomitmen akan membebaskan Banjarbaru bebas stunting dan angka kesehatan masyarakat meningkat, maka itu sudah dilakukan oleh HM Aditya Mufti Ariffin sebagai Wali Kota Banjarbaru melalui banyak programnya.

Buktinya adalah pengakuan pemerintah pusat bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru berhasil menekan angka stunting menjadi yang terendah di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting di Kota Idaman berhasil ditekan hingga di level 12,4 persen.
Angka itu menjadi yang terendah, dibandingkan kabupaten dan kota lainnya, diikuti Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan prevalensi 13,0 persen dan Kabupaten Tapin 14,4 persen.
Berkat usaha semua stakholder dibawah kepemimpinan HM Aditya Mufti Ariffin stunting bisa ditekan.
Bapak Wali Kota mengucap syukur Alhamdulillah dan berterimakasih untuk semua yang terlibat dan berkontribusi dalam upaya penurunan stunting di Banjarbaru.
Ia mengakui, keberhasilan ini tidak dicapai dengan mudah, sebab menurutnya perlu kerja sama yang apik antar instansi dan lembaga agar masalah stunting bisa teratasi.
Kesuksesan mereka menekan angka stunting juga berkat segala rancangan yang dilakukan, dimulai dengan pendataan dan dilanjutkan dengan program-program spesifik dan efektif.
Program itu mencangkup pemenuhan kebutuhan gizi, kebersihan dan kelayakan lingkungan tempat tinggal masyarakat Banjarbaru.
“Program yang kita jalankan sepanjang 2023 ialah pembagian susu, vitamin dan telur untuk anak-anak usia sekolah dasar. Termasuk peningkatan kualitas lingkungan, perbaikan sanitasi, bedah rumah, dan lain-lain,” ucapnya.
Keberhasilan menekan kasus Stunting juga merupakan buah dari kerja sama pihaknya yang mengandalkan sifat gotong royong warga Banjarbaru.
Selain kinerja Pemko Banjarbaru semakin terdorong dengan informasi-informasi yang diberikan masyarakat, baik secara langsung, sosial media, maupun aplikasi digital.
“Semua masalah yang terdeteksi dari semua informasi masyarakat kami tindaklanjuti. Alhamdulillah berkakt sinergi dari seluruh elemen masyarakat bersatu bisa membuahkan hasil,” kata Aditya.
Upaya lain yang juga dilakukan adalah secara rutin melakukan pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kota, mulai dari kecamatan, kelurahan, puskesmas, PKK dan peran serta tokoh masyarakat.
Salah satu program rembuk stunting pernah dilakukan adalah Gerakan Dua Ribu Pencegahan Stunting (Rabu Penting). “Dari Rp2 ribu ini berdampak sangat besar,” cetusnya.
Kemudian bicara soal peningkatan kesehatan Kota Banjarbaru sudah banyak program yang dilakukan dari program Home Care sampai pada pemberian fasilitas berobat yang tidak mempunyai kartu BPJS bagi masyarakat Kota Banjarbaru diberikan kemudahan.
Mereka tinggal membawa KTP Banjarbaru ke Puskesmas pasti akan mendapat layanan pengobatan gratis yang biayanya ditanggung Pemerintah.
Selain itu, untuk memaksimalkan layanan kesehatan, melalui Dinas Kesehatan beliau juga mengalokasikan pengadaan mobil ambulan di setiap Puskesmas yang digunakan untuk sosialisasi tentang kesehatan ke masyarakat secara langsung.
Artinya bapak Aditya Mufti Ariffin sudah membuktikan dalam menekan angka Stunting dan juga meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan itu sudah terbukti.