NEWSWAY.ID, BANJARMASIN – Beberapa waktu yang lalu tepatnya hari Senin (16/10/2023), Kota Banjarmasin dikejutkan dengan adanya cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan beberapa pohon tumbang, rumah roboh, hingga atap-atap yang beterbangan, hal ini disebabkan oleh masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Husni Thamrin, pihaknya mengaku tidak mengira akan terjadi bencana seperti itu pasalnya dari pihak BMKG memprediksi di masa peralihan ini hanya akan ada hujan dengan intensitas rendah atau sedang.


“Memang BMKG menyampaikan dimulai 14 Oktober nanti sampai 21 Oktober akan terjadi hujan dengan intensitas ringan dan sedang, ternyata melebihi yang diprediksikan, tidak hanya ringan dan sedang saja malah hujannya lebat disertai angin kencang kan.” Kata Husni, Kamis (26/10).
Menanggapi hal tersebut, Husni mengatakan, BMKG sebelumnya sudah melakukan anstisipasi dengan cara meningkatkan sosialisasi mulai dari masyarakat hingga ke sekolah-sekolah.

“Sekarang ini kita perbanyak kita perkuat pencegehan terhadap masyarakat, dibandingkan tahun kemarin, kita hanya sosialisasi di kelurahan-kelurahan rawan bencana, tahun ini kita bekerja sama dengan PKK mengenai Keluarga Tanggap Bencana, selain itu kami juga melakukan edukasi kepada pelajar dengan nama kegiatannya itu Sekolah Aman Bencana,” ungkapnya.

Mengenai bencana yang terjadi pada tanggal 16 Oktober lalu, dia menerangkan, pihaknya baru pertama kali menerima begitu banyak laporan hingga mencapai 38 laporan dalam sehari.
“Di kita belum pernah terjadi berbarengan seperti yang kemaren, tanggal 16 Oktober ya, yang angin ribut itu, dan kemaren itu luar biasa sampai laporan yang kami sampaikan ke pimpinan itu sampain tiga puluh delapan kali kejadian yang masuk ke kita, baik pohon tumbang maupun atap yang beterbangan,” pungkasnya.
Dia menambahkan, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka atas bencana tersebut, yang ada hanyalah kerugian material saja seperti atap yang terlepas.
Untuk meminimalisir kejadian serupa, pihaknya melakukan monitoring seperti mengecek potensi pohon yang berpotensi roboh, kemudian melaporkannya ke dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Kita kan monitoring terus nih pohon yang sudah agak kering, agak tua, agak miring itu kita foto, kita sampaikan di Dinas Lingkungan Hidup ranahnya di mereka, kalau pohon ini berpotensi akan tumbang, bila tumbang berbahaya ini kita laporkan ke mereka, mereka nanti yang menilai,” ujar Husni.

Selain cuaca ekstrem, dia menyebutkan potensi bencana lainnya ialah banjir rob (pasang surut), oleh karena itu dirinya selalu menghimbau kepada masyarakat selalu menjaga lingkungan supaya sistem saluran air tetap lancar dengan demikian air yang pasang cepat turun.
“Ada banjir rob karena pasang surut ya, karena memang kita ini kan datarannya flat dibawah permukaan laut, bila pasang tinggi beberapa daerah yang terendam jalannya, kita harus jaga lingkungan kita supaya drainase, gorong-gorong aman tidak tersumbat, kalau itu hujan lebat atau air pasang tinggi silahkan naik tapi turunnya cepat asalkan saluran itu terjaga,” jelas Husni.
Selain itu, Husni turut berharap kearifan lokal masyarakat Banjarmasin tetap terjaga yakni membuat rumah dengan tipe panggung, hal ini dimaksudkan agar setiap rumah memiliki tempat penyerapan air.
“Ada kearifan lokal masyarakat kita yang sebenarnya harus dilestarikan, masyarakat Banjarmasin ini ikan rumah adatnya rumah banjar, rumah adatnya panggung, itu maksudnya orang-orang tua kita dulu pintar beradaptasi dengan lingkungan tau keadaan kita seperti ini, maksudnya apa supaya ada serapan air dibawahnya,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu kasus pohon tumbang yang terjadi pada 16 Oktober lalu, ada di Jl. Brig Jend. Hasan Basri, tepatnya di depan Lapangan Sepakbola Kayutangi, menurut keterangan saksi, Zulfikar, pohon tersebut tumbang hingga mengenai kabel listrik sehingga sempat mengakibatkan listrik padam.
“Jadi tumbang terus kabelnya kena pohon meledak, kalau kena anu itu kan kabel dua puluh KP, dua puluh KP itu kalau kena dahan sedikit aja langsung mati inya,” ucap Zulfikar, pada Senin (16/10) lalu.
Kasus ini juga sempat mengakibatkan arus lalu lintas terganggu hingga sebabkan macet karena ada penutupan jalan di sekitar lokasi pohon tumbang.
[…] BANJARBARU – Salah seorang warga Griya Milenia Residence, Landasan Ulin Utara, Pramesti (27 tahun) […]