NESWAY.CO.ID, BANJARBARU – Suasana antusias mewarnai pembukaan Aruh Pemuda 2025 Kalimantan Youth Conference yang digelar di Gedung Pangeran Antasari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (30/7/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh komunitas BasaKalimantan Wiki dan menjadi wadah pertama yang mempertemukan berbagai elemen pemuda Kalimantan untuk membahas isu-isu strategis daerah secara mendalam dan kolaboratif.

Mengusung tema “Gawi Baimbai Bangun Banua: Aksi Pemuda Bersuara, Pemuda yang Berdaya”, kegiatan berlangsung selama dua hari, 30–31 Juli 2025.

Dalam rangkaian acara ini para peserta terlibat dalam berbagai sesi inspiratif seperti Orasi Pemuda, Plenari Gerakan Anak Muda (GAM) Kalimantan, Workshop Peningkatan Kapasitas, Pesta Kosakata Bangun Banua, hingga Diskusi Kelompok dan Penandatanganan Nota Kesepahaman sebagai bentuk komitmen bersama.


(Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)
Koordinator Program BasaKalimantan Wiki, Hudan Nur menjelaskan, kegiatan ini tidak sekadar seremonial, namun bertujuan mendorong lahirnya aksi nyata dari para pemuda terhadap isu-isu mendesak di Kalimantan Selatan.

“Kami telah berkoordinasi dengan BRIDA Kalsel dan mengidentifikasi 10 isu strategis yang menjadi perhatian serius, seperti peningkatan keterampilan melalui AI hingga kesehatan,” jelas Hudan di sela acara pembukaan, Rabu (30/7/2025).
Peserta yang hadir berjumlah sekitar 200 orang terdiri dari pelajar, akademisi, perwakilan pemerintah, media, hingga pegiat komunitas.
Mereka diseleksi ketat melalui CV dan media sosial. Sejumlah peserta berasal dari berbagai rentang usia, termasuk di atas 30 tahun yang tetap aktif menyuarakan kepedulian terhadap pembangunan daerah.
Dalam sesi diskusi kelompok yang dijadwalkan pada hari kedua, setiap kelompok akan membedah satu isu strategis dan merumuskan solusi hingga aksi tindak lanjut. Solusi tersebut tidak berhenti di atas kertas. Selanjutnya hasil dari forum ini akan diformulasikan menjadi Policy Brief melalui dialog publik bersama pemangku kepentingan.
“Kami berencana menggelar kegiatan lanjutan bernama Wikiton Partisipasi Publik, tiga bulan sekali. Nantinya kami akan fokus pada satu isu prioritas misalnya tentang AI, lalu menggelar lomba gagasan, mempertemukan peserta dengan pengambil kebijakan dan menindaklanjuti hasilnya bersama-sama,” ujar Hudan.
Salah satu peserta, Albi Tamim Ferdiansyah, Siswa SMAN 1 Banjarmasin mengaku termotivasi ikut karena kesadarannya untuk melestarikan budaya Banjar sebagai bagian dari identitas bangsa.
“Sebagai pemuda, kami sadar budaya harus dijaga. Indonesia kaya akan budaya dan itu bagian penting dalam pembangunan bangsa. Ini saatnya kita bangga dan menjaga kekayaan itu,” ucapnya.
Aruh pemuda 2025 bukan hanya forum diskusi, melainkan langkah awal membentuk Dewan Pengguna Pemantau yang bertugas mengawal implementasi hasil-hasil kegiatan. Jika berjalan konsisten, kegiatan ini akan digelar kembali tahun depan sekitar Juli atau Agustus 2026 sebagai forum lanjutan evaluasi dan pergerakan kolektif pemuda Kalimantan. (nw)