NEWSWAY.ID, BANJARMASIN – Dalam rangka memperingati Hari Bekantan dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) mengadakan Bekantan Day dengan tema ‘The World Loves Bekantan’, bertempat di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat, pada Minggu (2/6/2024).


Kegiatan berjenis Talkshow ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan tajuk “Melestarikan Primata Kalimantan, Menjaga Keseimbangan Ekosistem Hutan Melalui Restorasi Berkelanjutan.



Tak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan diantaranya Prof Timothy Robert Robert Kilgour (Profesor di Universitas Newcastle Australia), Channee Kalaweit (Aktivis Lingkungan), dan Gusti Muhammad Hatta (Mantan Menteri Lingkungan Hidup).

Ketua SBI yang kebetulan menjadi Master of Ceremony, Amalia Rezeki memaparkan, tujuan digelarnya talkshow tersebut ialah mengenalkan Bekantan sebagai maskot Kalimantan Selatan.

“Sebenarnya ini bentuk peringatan bahwa kita punya maskot, yaitu bekantan Kalimantan Selatan sejak tahun 1990, sehingga terbangun kesadaran bersama untuk mencintai bekantan,” ujar Amalia saat diwawancarai usai kegiatan.
Lanjut, ujarnya di masa sekarang, ada beberapa ancaman yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup bekantan salah satunya perdagangan ilegal.
“Ternyata bekantan juga termasuk salah satu objek perdagangan illegal tidak hanya lokal nasional tapi juga internasional.
Bahkan berdasarkan penuturannya, pihaknya bersama dengan tim gabungan pernah menggagalkan perdagangan ilegal bekantan tahun 2019 yang pada saat itu hendak dikirim ke luar negeri.
Fenomena masyakat yang suka memelihara satwa liar dan adanya mitos bahwa mengonsumsi daging bekantan dapat menambah stamina menjadi faktor mengapa bekantan seringkali diburu.
“Ini yang perlu diluruskan makanya kita juga ada program edukasi melalui Global Nature Conservation School untuk meningkatkan pengetahuan generasi muda bahwa kita perlu melestarikan bekantan dan satwa liar lainnya,” jelas Amalia.

Sementara itu, salah satu pemateri, Channee Kalaweit mengapresiasi kegiatan ini karena dapat mengajak masyrakat untuk melindungi satwa endemik seperti bekantan.
“Tentu saja kalau kita menyelamatkan bekantan kita selamatkan semua ekosistem semua satwa lainnya juga,” kata Founder Yayasan Kalaweit Indonesia ini.
Selain itu, dirinya yang telah lama berkecimpung dalam menjaga kelestarian lingkungan dan satwa liar ini menyadari bahwa lewat event ini ternyata banyak orang yang memilki kepedulian sama seperti dia.
“Saya sering merasa kenapa sih saya berjuang sendiri ternyata saya tidak sendiri. Dalam kesempatan ini ada banyak teman-teman di tempat lain dengan problema yang lain mereka juga berjuang dan itu generasi yang akan membawa perubahan,” tutupnya.