NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Melalui program Abdi Mahasiswa untuk Banua (AMBAWA), BEM ULM menyasar ke pelosok desa Kotabaru bernama Teluk Aru.

Kegiatan tersebut berfokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan potensi yang dimiliki oleh Desa Teluk Aru.

Sebagai langkah awal, survei dilakukan selama 4 hari untuk mengembangkan sektor dan memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Teluk Aru.

Ketua BEM ULM, Adi Jayadi mengatakan, survey yang berlangsung pada tanggal 22 sampai dengan 26 Mei 2025 tersebut memberikan kesan luar biasa bagi pihaknya.
“Antusias warga yang menyambut memberikan rasa hangat dan kehormatan tersendiri dalam kami meneliti dan membangun ruang-ruang sosialisasi bersama mereka,” ungkapnya, Jumat (30/5/2025).
Lanjut ujar Adi, hasil survey menjabarkan potensi Desa Teluk Aru terbagi menjadi dua bidang yakni potensi kekayaan alam dan potensi pariwisata.
Pertama potensi kekayaan alam, Desa Teluk Aru terkenal akan banyak pertanian cengkehnya yang membantu perekonomian warga.
“Beberapa warga mengelola lahan kebun cengkeh yang dimana cengkeh tersebut di jual ke daerah Sulawesi dan sekitarnya,” tutur Adi.

Selanjutnya potensi pariwisata, dengan memanfaatkan Pantai Teluk Aru dengan segala kecantikannya dapat menjadi keunggulan tersendiri bagi pariwisata desa.
“Pantai Teluk Aru dengan keindahan laut birunya ditambah pasir putih yang sangat cantik membuat sektor pariwisata di sana menjadi salah satu potensi yang dimiliki dari Desa tyeluk Aru,” sambungnya.
Meskipun memiliki berbagai potensi baik kekayaan alam dan pariwisata, Desa Teluk Aru juga memiliki sejumlah masalah yang menghambat potensi desa.
Ketua BEM ULM menerangkan, permasalahan yang ditemukan seperti jalan rusak yang belum diaspal, belum terjangkaunya fasilitas air bersih maupun sanitasi, dan listrik serta jaringan komunikasi yang belum stabil.
Sebagai informasi, mayoritas di Desa Teluk Aru didominasi oleh suku mandar dengan kehidupan sosial yang masih kental dengan nilai gotong royongnya.
Selain itu, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan nelayan. Kehidupan sosial disana cukup harmonis, terbukti dengan mudah nya menerima dan menyambut ramah kedatangan orang dari luar.