NEWSWAY.ID, MARTAPURA – Ikan Papuyu merupakan nama sejenis ikan air tawar dan payau, seluruh tubuhnya berwarna hitam sampai hijau pucat, dan memiliki panjang mencapai 25 cm, ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik dan Papuyu (Bahasa Banjar).

Ikan papuyu memiliki habitat utama di daerah rawa dan umumnya ikan ini juga dapat ditemui di sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolom-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka.

Ketika musim kemarau dan ketinggian air berkurang, ikan ini akan berusaha menuju sungai besar melalui sungai-sungai kecil yang merupakan penghubung menuju Sungai induk.

Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, ikan papuyu bernafas dalam air dengan insang, akan tetapi seperti ikan gabus dan lele papuyu juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara sehingga papuyu mampu bertahan terhadap lingkungan yang ekstrem seperti kadar oksigen yang rendah, perubahan salinitas air, serta terhadap perubahan PH air.
Diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar, Ahmadi melalui Kabid Budidaya Perikanan Sipliansyah, pada umumnya ikan papuyu dapat ditangkap dengan cara dipancing menggunakan umpan cacing, jangkrik maupun ulat bamboo (cilung).
“Ikan papuyu juga memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil,” ungkapnya.
Masih kata Sipliansyah, ikan papuyu mampu merayap naik dan bergerak di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimekarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan.
“Namun, tentu saja ikan papuyu tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, ikan ini harus tetap mendapatkan air dalam beberapa jam agar tidak mati,” katanya.
Lantas bagaimanakah teknik budidaya ikan papuyu?
Dijelaskan Sipliansyah, berikut adalah teknik budidaya ikan papuyu ala DKPP Kabupaten Banjar, pertama persiapkan indukan, di mana induk jantan dan betina dipelihara dalam bak terpisah dengan pemberian pakan 2x sehari hingga induk siap pijah.
“Adapun ciri-ciri induk betina siap pijah adalah perut ikan yang membesar ke arah anus dan terasa lembek saat diraba, serta lubang genital yang kemerahan, sementara induk jantan siap pijah yakni saat lubang genital ditekan perlahan akan mengeluarkan cairan putih susu,” tuturnya.
Sipliansyah melanjutkan, tahap kedua mempersiapkan bak atau baskom pemijahan dengan mencuci bersih dan dikeringkan kemudian diisi dengan air.
Selanjutnya tahap pemijahan dilakukan dengan perbandingan betina : jantan = 1 : 4 dimana dalam satu siklus pemijahan dimasukkan 20 ekor induk betina dan 80 ekor induk jantan, proses pemijahan ini biasanya berlangsung selama kurang lebih 15 sampai 17 jam.
Setelah proses pemijahan lanjut Sipliansyah, induk papuyu dipisahkan dari telurnya, hal ini dilakukan pada pagi hari.

Telur dibiarkan dalam tempat pemijahan dan akan menetas dalam waktu 20 hingga 24 jam, kemudian pemeliharaan larva dilakukan selama dua hari untuk kemudian dilanjutkan ke kolam pendederan hingga benih ikan papuyu dapat dipanen untuk dilakukan proses pembesaran ikan Papuyu.
“Pada proses pembesaran ikan papuyu ini, persiapkan kolam meliputi pengeringan, pengapuran dan pemupukan untuk kemudian air kolam diisi perlahan-lahan,” ujar Sipliansyah.
Kemudian, penebaran benih dilakukan secara perlahan dengan meletakkan kantong plastik berisi ikan dan mendiamkannya dalam kolam selama 5 sampai 10 menit guna menyesuaikan kondisi suhu air.
Pemeliharaan benih dilakukan dalam jangka waktu 8 bulan, untuk kemudian dapat dilakukan proses panen.
“Proses panen sebaiknya dilakukan di pagi hari sekitar pukul 07.00 pagi atau di sore hari sekitar pukul 16.00 sore,” ucap Sipliansyah.
Pada proses panen ini dilakukan secara bertahap, tahap pertama yaitu dengan menangkap secara bertahap ketika tingkat kepadatan ikan di kolam masih tinggi, tahap kedua yaitu panen secara total dengan cara pengeringan kolam, saat tingkat kepadatan sudah berkurang.
Sementara itu, salah seorang warga Sekumpul Ujung, Kabupaten Banjar Supriyadi mengatakan, ikan papuyu di daerah Kabupaten Banjar ini memiliki cita rasa yang berbeda dari daerah lain.
Menurutnya, ikan papuyu di kabupaten Banjar memiliki cita rasa yang manis serta daging yang lembut.
“Meski ukuran ikan papuyu di kabupaten Banjar ini tidak terlalu besar dari daerah lain, namun bagi saya rasanya jauh lebih manis, kulitnya kenyal, dan dagingnya yang lembut,” pungkasnya.