NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Maraknya siswa sekolah yang akhir-akhir ini mengakhiri hidup dengan bunuh diri pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pemeberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB) yang akan disupport Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru berupaya mencarikan solusi.

Kepala Dinas Pendidikan, Dedy Sutoyo mengatakan bahwa Wali Kota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin mempunyai gagasan untuk meluncurkan layanan hotline khusus yang memungkinkan anak-anak untuk mengakses dukungan langsung dari psikiater, 24 jam penuh.


“Ide ini digagaa oleh bapak wali kota, tentunya akan ada dinas lain yang akan bersinergi selain dinas Pendidikan, dan layanan ini bukan menggunakan chatbot atau sistem otomatis, melainkan interaksi langsung dengan psikiater yang terhubung melalui dinas. Tujuan dari layanan ini adalah untuk mendengarkan keluhan atau masalah yang dihadapi oleh para siswa, khususnya terkait dengan kesejahteraan mental mereka,” jelasnya kepada sejumlah media, Selasa (18/02/2025) sore.

Dedy mengatakan siap mensupport program tersebut agar bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan yang terkadang tidak terlihat oleh orang tua atau pihak sekolah.

Dedy menyebutkan bahwa beberapa anak berprestasi sekalipun terkadang menyembunyikan masalah pribadi mereka, yang bisa mempengaruhi mental dan perilaku mereka.
“Kami mengingatkan para orang tua untuk lebih peduli terhadap aktivitas anak, terutama yang berkaitan dengan penggunaan ponsel. Mari kita sama-sama mengawasi anak-anak kita, lihat apa yang mereka lakukan di HP, karena kita harus menyadari adanya perubahan generasi yang sangat besar. Karakter anak-anak zaman sekarang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,” ujarnya.
Kehadiran layanan hotline ini juga bertujuan untuk mendukung peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah, yang selama ini terkendala jumlah yang terbatas.
“Dengan banyaknya siswa yang perlu mendapatkan perhatian lebih, diharapkan dengan adanya program ini, siswa bisa mendapatkan dukungan psikologis yang lebih merata dan cepat,” ungkapnya lagi.
Saat ditanya apakah Dinas juga guru BK di sekolah, jumlahnya sudah sesuai standart dalam menangani jumlah siswa sekolah.
“Itu memang masih menjadi kendala, dalam satu sekolah dengan jumlah siswa yang besar, akan sulit bagi satu guru BK untuk menangani semua masalah yang ada. Oleh karena itu, solusi seperti hotline ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dalam memberikan dukungan kepada anak-anak di luar jam sekolah,” tegasnya.
Layanan hotline tersebut akan diperkenalkan ke sekolah di tingkat SMP, mapun Sekolah Dasar, namun menurut Dedy untuk SMA tidak menutup kemungkinan.
“Meskipun tingkat SMA adalah dibawah naungan Disdik Provinsi namun kalau mereka curhat melalui hotline tetap akan dilayani,” tandasnya.