BANJARMASIN, NEWSWAY.ID – Jam menandakan pukul 23.00, hiruk pikuk jalan mulai mereda, tandanya malam sudah semakin larut.


Disaat orang-orang umumnya menjadikan jam-jam ini sebagai waktu tidur mereka, tapi tidak dengan Pak Muniri yang baru saja memulai pekerjaan rutinnya sebagai petugas kebersihan malam, di depan Taman Edukasi Banua Lalulintas tepatnya di Jl. AS Musaffa, Antasan Besar, Kota Banjarmasin.



Pria yang akrab disapa Pak Mu ini, sudah menjalani profesi tersebut selama 18 tahun dengan gaji yang awalnya hanya 250 ribu rupiah, kini sudah naik menjadi 1.800.000 ribu rupiah.

“Kerjanya mulai tahun dua ribu lima sampai sekarang, gajinya dulu tu dua ratus lima puluh ribu aja tapi sekarang Alhamdulilah sudah naik jadi satu juta delapan ratus ribu rupiah,” ucap pria 37 tahun ini, Jumat (06/10).

Pak Mu bukanlah warga asli Banjarmasin, melainkan perantau dari Madura, meskipun bukan warga asli tetapi masa kecil Pak Mu dihabiskan di Banjarmasin karena keluarganya membawa dirinya ke Kalsel sedari usia kecil.

“Saya asli Madura, tapi kecilnya di Banjarmasin karena dulu ikut keluarga merantau kesini,” ungkapnya sembari menyapu daun-daun yang berjatuhan di pinggir jalan.
Dia menambahkan, alasan dirinya bisa bekerja sebagai petugas kebersihan karena dulu memang banyak lowongan pekerjaan seperti ini, Pak Mu beserta tiga orang temannya mencoba mendaftar, yang awalnya 4 orang sekarang tersisa dua saja karena temannya berhenti dikarenakan gaji yang dirasa sedikit.
“Dulu memang banyak buka lowongan sebagai petugas kebersihan, awalnya ulun lawan kawan ulun beempat kami mendaftar, dua orang keluar soalnya kada tahan gajinya dikit lo dua ratus lima puluh ja,” jelas Pak Mu.
Selain jadi petugas kebersihan, Pak Mu memiliki usaha sampingan yaitu menjual pentol yang bisa dijadikan pendapatan harian, sedangkan pendapatan bulanan diperoleh dari petugas kebersihan.
“Ulun mun siang menjual pentol, lumayan lah gasan nambah pendapatan gasan anak-anak dan istri dirumah, anggaplah petugas kebersihan ni jadi bulanan dah, mun menjual pentol ni jadi pendapatan harian,” lanjut Pak Mu.
Menjadi seorang petugas kebersihan malam bukanlah hal yang mudah, hal itulah yang dirasakan Pak Mu selama menjalani profesi ini, dirinya menyatakan banyak kesulitan terlebih di musim kemarau ini dimana dedaunan pohon banyak kering, akibatnya tiap hari pasti ada yang berjatuhan.
“Ngalih pang, apalagi musim kemarau kaya wahini, daun-daunnya banyak jatuh lo, malam ni disapui esoknya pasti guguran pulang,” pungkasnya.
Tidak hanya sampah daun, Pak Mu mengatakan ia sering menjumpai punting rokok di jalan yang berasal dari pengendara motor yang lewat.
“Sebenarnya lain daun ja pang, banyak jua kaya punting rokok soalnya banyak lo orang-orang bemotor ni imbah berokok terus buang sembarangan,” tegas Pak Mu.
Walaupun banyak kesulitan yang dialami, Pak Mu tetap menikmati pekerjaanya sebagai petugas kebersihan, bahkan ia merasa bangga dengan profesinya yang sesuai dengan pepatah di agama Islam yang berbunyi kebersihan sebagian dari iman.
“Ya namanya pekerjan harus dinikmati ae, soalnya ini sesuai jua lawan “Annadhofatu Minal Iman” yang artinya kebersihan sebagian dari iman,” katanya.

Terakhir, Pak Mu berharap pemerintah memberikan bantaun berupa pemberian bak sampah dan meminta agar masyarakat meningkatkan kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan.
“Harapannya, semoga pemerintah memberikan bak sampah di daerah sini lawan minta masyarakat kurang-kurangilah buang sampah sembarangan apalagi nang kaya puntung rokok tu,” tutupnya.
Defa seorang mahasiswa, memberikan pandangannya mengenai petugas kebersihan malam, menurutnya profesi semacam ini layak diberikan apresiasi karena merekalah yang berkontribusi dalam menjaga lingkungan Kota Banjarmasin tetap bersih.
“Menurut saya, pekerjaan mereka layak dikasih apresiasi karena mereka ini tentunya membuat lingkungan di sekitar Banjarmasin lebih bersih,” ujarnya.