NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Direktur Lalu Lintas Polda Kalimantan Selatan, Kombes Pol Dr. M. Fahri Siregar, mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai tingginya angka kecelakaan lalu lintas di wilayahnya.
Dalam kegiatan “Polantas Menyapa” yang digelar bersama komunitas pengemudi, pelajar, dan pelaku usaha transportasi, ia menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 900 kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan korban jiwa mencapai 380 orang.

“Artinya, setiap hari ada 1 sampai 2 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Selatan. Ini angka yang sangat tinggi, dan menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami,” kata Fahri, Senin (22/07/2025).


Ia menambahkan, berdasarkan Fatality Index —perbandingan angka kematian terhadap jumlah penduduk dan kendaraan— Kalimantan Selatan saat ini berada di angka 2,7 hingga 2,8.
Menuritnya nilai tersebut mengindikasikan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas masih rendah.

“Kalau nilai kita masih di bawah 3, artinya kedisiplinan masyarakat berlalu lintas masih perlu banyak perbaikan. Nilai 5 adalah yang ideal,” ungkapnya.
Budaya Pelanggaran Lalu Lintas Jadi Tantangan
Fahri menilai, persoalan lalu lintas di Kalimantan Selatan bukan hanya soal infrastruktur atau pengawasan, tetapi juga menyangkut budaya. Ia menyayangkan adanya kecenderungan masyarakat menormalkan pelanggaran lalu lintas, seperti tidak menggunakan helm hingga melawan arus.
“Ini masalah budaya. Pelanggaran seperti tidak pakai helm atau melawan arus dianggap wajar. Ini yang harus kita ubah bersama,” ujarnya.
Melalui program “Polantas Menyapa”, Fahri mengatakan, Polda Kalsel ingin membuka ruang komunikasi langsung dengan masyarakat dan komunitas, guna menjaring masukan dan informasi dari lapangan yang mungkin tidak tersampaikan melalui jalur formal.
Transportasi Publik Terintegrasi Jadi Solusi Jangka Panjang
Fahri juga mendorong pengembangan transportasi publik sebagai solusi mengatasi kemacetan dan kecelakaan. Ia menyoroti potensi besar kawasan aglomerasi Banjar Bakula (Banjarmasin, Banjarbaru, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Tanah Bumbu) untuk membangun sistem transportasi publik yang ramah dan efisien.
“Konsep aglomerasi seperti Banjar Bakula ini luar biasa. Kalau tidak dikelola sejak sekarang, bisa menimbulkan masalah besar ke depan seperti kemacetan dan kecelakaan. Pengalaman saya di Jakarta menunjukkan bahwa pengembangan transportasi publik bisa mengubah banyak hal,” jelasnya.
Ia juga mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun sistem transportasi publik berbasis teknologi dan kamera pemantau untuk menertibkan lalu lintas dan mengurangi pelanggaran.
Pembangunan Safety Driving Center
Untuk meningkatkan keterampilan berkendara, Polda Kalsel tengah membangun Safety Driving Center di kawasan Part 21. Fasilitas ini nantinya akan menyediakan pelatihan praktik mengemudi roda dua, roda empat, hingga rencana ke depan untuk kendaraan roda enam.
“Kami tidak hanya ingin masyarakat bisa mengemudi, tapi juga benar-benar terampil dan sadar akan keselamatan. Karena keselamatan di jalan bukan hanya soal diri sendiri, tapi juga soal pengguna jalan lain dan keluarga yang menunggu di rumah,” pungkas Fahri.(nw)