Dorong Jadi Destinasi Unggulan, Kades Tanjung Kunyit Siap Benahi Infrastruktur dan Edukasi Warga

by
29 Oktober 2025
Foto pantai tanjung kunyit ( Foto Rizal/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, KOTABARU – Di ujung selatan Kalimantan Selatan, tersembunyi sebuah desa pesisir yang menyimpan keindahan alam dan sejarah dalam satu tarikan napas, Tanjung Kunyit, Kecamatan Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru.

Lautnya membentang biru, pantainya sangat indah, dan di balik debur ombaknya, tersimpan jejak masa kolonial yang masih berdiri kokoh dan kuat. Namun, potensi luar biasa ini belum sepenuhnya disentuh oleh geliat pariwisata.

Kepala Desa Tanjung Kunyit Sahabuddin, dengan penuh harap menyuarakan aspirasi warganya agar desanya dapat ditetapkan sebagai destinasi wisata bahari resmi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kotabaru.

“Kami diberkahi laut yang kaya dan pantai yang memikat. Sayang jika semua ini hanya menjadi latar tanpa cerita, tanpa manfaat nyata bagi masyarakat,” ucap Sahabuddin dalam wawancaranya, Selasa (28/10/25).

Saha mengungkapkan, Tanjung Kunyit bukan sekadar indah untuk dipandang, tapi juga menjadi sumber kehidupan. Jadi, dalam satu tahun, dua musim tangkap menjadi penopang ekonomi warga.

“Musim Tenggara itu untuk kepiting rajungan, dan musim Barat (September hingga April) untuk ikan laut. Aktivitas melaut bukan hanya tradisi, tapi denyut ekonomi yang terus berdetak,” tuturnya

“Kami ingin laut ini tak hanya menjadi tempat mencari nafkah, tapi juga menjadi ruang wisata yang berkelanjutan,” tambah Sahabuddin.

Selain kekayaan laut, Tanjung Kunyit menyimpan pesona wisata sejarah. Terdapat bangunan bekas peninggalan Belanda yang masih kokoh di kawasan Mercusuar. Tak jauh dari sana, ada terumbu karang yang memesona dan pantai eksotis di sekitar Pulau Semut yang muncul saat air laut surut.

Lokasi ini, menurutnya, sangat potensial dikembangkan untuk wisata edukatif dan konservatif, seperti penginapan apung, keramba wisata, dan gazebo pantai.

Namun, Sahabuddin tak menampik sejumlah tantangan. Akses menuju lokasi mercusuar masih belum layak dan fasilitas pendukung sangat minim. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan laut dari sampah pesisir masih perlu dibina.

Masalah lain, sistem transportasi laut yang belum terintegrasi. Hal ini menyulitkan wisatawan dan sering kali membuat mereka hanya menikmati laut tanpa singgah ke daratan desa, sehingga manfaat ekonomi tidak dirasakan warga.

“Kami hanya bisa menunggu. Karena tarif penyeberangan itu bukan pihak desa yang menentukan. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membenahi akses dan sistem transportasi,” ujarnya.

Melihat potensi yang begitu besar, Sahabuddin mengajak Dinas Pariwisata Kotabaru untuk menetapkan Tanjung Kunyit sebagai destinasi wisata bahari unggulan. Ia menegaskan, pemerintah desa siap mendukung dari sisi infrastruktur, pengelolaan, dan edukasi masyarakat.

“Kami siap secara fisik dan sosial. Kami ingin potensi ini menjadi cahaya, bukan sekadar bayangan. Kami ingin Tanjung Kunyit dikenal, dihargai, dan memberi manfaat nyata bagi warganya,” tegasnya.

Dengan laut yang memberi, pasir yang memikat, dan sejarah yang masih berbisik, Tanjung Kunyit menanti untuk dijadikan panggung wisata bahari Kalimantan Selatan. Bukan sekadar destinasi, tapi ruang hidup yang menyatu antara alam, budaya, dan harapan. (nw)

Reporter: Rizal

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog