Dugaan Keracunan Pada Siswa di Delapa Sekolah Termasuk Kejadian Luar, Program MBG Tetap Berlanjut dengan Evaluasi

11 Oktober 2025
Sekretaris Satgas Program Percepatan MBG Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani (Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)

NEWSAY.CO.ID, MARTAPURA – Kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Martapura kini dipastikan berdampak pada delapan sekolah di wilayah tersebut termasuk kejadian luar biasa

~ Advertisements ~

Pemerintah daerah melalui Satgas Program Percepatan MBG Kabupaten Banjar masih melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti peristiwa tersebut.

Sekretaris Satgas Program Percepatan MBG Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani menjelaskan, delapan sekolah yang teridentifikasi terdampak meliputi MI Assalam, MTs Assalam, SMA Assalam, SD Muhammadiyah, MTs Muhammadiyah, SDN Tungkaran, SDN 1 Pesayangan, dan SMAN 1 Martapura.

“Seluruh data yang kami kumpulkan masih bersifat sementara dan belum bisa disimpulkan sebagai penyebab pasti. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari lembaga terkait,” ujar Sipliansyah, Sabtu (11/10/2025).

Ia mengatakan, dapur penyedia menu MBG yang berlokasi di SPPG Tungkaran dikelola oleh tiga orang tenaga tetap yang terdiri dari Kepala SPPG, seorang Ahli Gizi dan seorang Akuntan. Selain itu, terdapat 47 relawan yang bertugas secara bergantian dalam dua shift setiap harinya untuk membantu proses pengolahan dan distribusi makanan ke sekolah-sekolah.

Meski insiden tersebut dikategorikan sebagai kejadian luar biasa, Sipliansyah memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis tidak akan dihentikan. Pemerintah daerah memilih untuk melanjutkan program tersebut dengan melakukan evaluasi menyeluruh dan peningkatan standar keamanan pangan di setiap tahap penyediaan makanan.

“Program MBG tetap berjalan, tetapi dengan perbaikan sistem. Pemerintah akan memperketat pengawasan, mulai dari proses penyimpanan bahan baku hingga pengiriman ke sekolah. Evaluasi menyeluruh sedang kami lakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Ia juga menegaskan, hasil akhir dari investigasi laboratorium dan lembaga pengawasan pangan akan menjadi dasar pengambilan keputusan terkait keberlanjutan operasional dapur SPPG Tungkaran. Jika ditemukan pelanggaran serius, tidak menutup kemungkinan dapur tersebut akan dihentikan sementara untuk dilakukan perbaikan total.

“Hasil uji laboratorium akan menentukan apakah dapur SPPG Tungkaran masih bisa beroperasi atau harus dihentikan sementara. Semua keputusan akan diambil berdasarkan data ilmiah, bukan dugaan,” pungkas Sipliansyah.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog