NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Embarkasi Banjarmasin mencatat sebanyak empat jemaah asal Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah wafat saat menjalankan ibadah haji.


Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, menyebutkan bahwa para jemaah yang wafat di Arab Saudi semuanya dimakamkan di Mekkah.



Tambrin menjelaskan bahwa almarhum Sirun Mucheri Sarkawi (79), anggota Kloter 7 Barito Selatan, Kalimantan Tengah, wafat pada Sabtu, 8 Juni 2024, di RS Mekah pada pukul 13:14 WAS. Sebelum wafat, almarhum menderita infeksi paru dan gangguan jantung.

“Almarhum Hidayatussibyan (50), anggota Kloter 18 Tabalong, Kalimantan Selatan, wafat pada Jumat, 14 Juni 2024, di RS Arafah pukul 18:15 WAS. Sebelum meninggal, almarhum menderita shock cardiogenic, heart failure, hipertensi, dan DM non-insulin,” ungkapnya.

Sementara itu, Supian Suri Syarkawi (57), anggota Kloter 14 Hulu Sungai Selatan, Kalsel, wafat pada Minggu, 16 Juni 2024, di Mina pukul 06.00 WAS akibat cardiac arrest atau henti jantung.
“Jemaah atas nama Restina Ahmadsyah Aun (57), anggota Kloter 15 Kabupaten Tapin, Kalsel, wafat pada Senin, 17 Juni 2024, di Mina pukul 11.30 WAS karena shock cardiogenic atau ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh,” jelasnya.
Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, mengingatkan para petugas haji Kloter untuk lebih ekstra siaga dan memberikan perhatian kepada para jemaah lansia, berisiko tinggi (Resti), dan disabilitas.
“Kepada para petugas Kloter, yaitu ketua Kloter, pembimbing ibadah, serta dokter dan perawat yang dibantu TPHD, agar dapat lebih meningkatkan kesiagaannya dalam melayani jemaah haji lansia, Resti, dan disabilitas, terutama saat berada di Mina saat ini,” imbaunya.

Menurut Tambrin, aktivitas jemaah haji di Mina lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah karena di Mina jemaah haji melakukan aktivitas melontar jumrah, tidak seperti di Arafah dan Muzdalifah yang hanya berdiam saja.
“Saya minta petugas Kloter dapat mengingatkan jemaah yang uzur karena kondisi fisik dan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk tidak memaksakan diri melontar jumrah, cukup dibadalkan saja,” ujarnya.
Selanjutnya, Tambrin juga mengingatkan agar petugas dan jemaah haji mematuhi jadwal melontar jumrah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
“Ikuti dan patuhi ketentuan waktu yang telah ditetapkan dan hindari waktu-waktu larangan. Penentuan waktu lontar jumrah ini merupakan ikhtiar untuk melindungi jemaah agar dapat menjalankan prosesi ini dengan lancar dan aman,” pungkasnya.
Melansir siaran pers Kementerian Agama RI, pada 12 Zulhijjah, jemaah yang mengambil pilihan Nafar Awal telah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam dan kembali ke hotel masing-masing di Makkah.
Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, mengatakan bahwa setelah menyelesaikan fase mabit di Mina dan melontar jumrah, jemaah akan melakukan tawaf Ifadhah dan Sa’i sebagai rangkaian rukun haji.
“PPIH mengimbau agar jemaah dapat memulihkan kondisi dan stamina fisik terlebih dahulu sebelum pelaksanaan tawaf Ifadhah dan ibadah lainnya,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Disampaikan Widi, kondisi Masjidil Haram saat ini juga padat dengan jemaah dari berbagai belahan dunia yang akan melakukan tawaf Ifadhah.
Karenanya, jemaah harus mempertimbangkan kondisi kepadatan Masjidil Haram saat akan tawaf Ifadhah.
“Tidak perlu tergesa-gesa untuk langsung tawaf Ifadhah setelah dari Mina. Dengan stamina fisik yang prima setelah istirahat, jemaah dapat menjalankan tawaf dan ibadah lainnya dengan aman dan lancar,” terangnya.
Ia menyampaikan bahwa tawaf Ifadhah dilaksanakan setelah bus shalawat yang akan mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya kembali beroperasi.
Bus shalawat kembali beroperasi pada 14 Zulhijah atau 20 Juni 2024 mulai pukul 00.30 WAS.
“Selama tidak ada layanan bus shalawat, jemaah dapat menjalankan salat lima waktu di masjid sekitar hotel sembari mempersiapkan diri untuk tawaf Ifadhah dan tawaf Wada,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa bagi jemaah Nafar Tsani, sembari menunggu dijemput bus yang akan membawa ke hotel di Makkah, dapat memanfaatkan waktu di Mina untuk bersyukur kepada Allah atas segala rahmat yang telah diterima, sehingga dapat menyelesaikan mabit dan melontar jumrah dengan sempurna.
Adapun berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 13.17 WIB, jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 165 orang.