NEWSWAY.ID, BANJARMASIN – Harga beras kembali mengalami kenaikan, Rosita, pedagang sembako di Pasar Tradisional Amal di Jl. Belitung Darat, kenaikan harga beras terjadi dari bulan lalu.

“Memang benar, itu sudah sebulan yang lalu,” cetusnya (27/09).


Dia menerangkan, kenaikan beras ini dipicu oleh kegagalan panen yang mengakibatkan persedian beras lokal kurang, hal ini mengharuskan penjual mengambil persedian di luar daerah seperti Jawa.

“Persediaan di daerah kita kurang, sebab kan petani banyak ngeluh panennya gagal, jadi kan kita apa namanya mengambil dari Jawa, mungkin karena kita kurang, banyak yang masuk kesini mungkin dinaik akan harganya dari pedagang baras yang disana,” terangnya.


Rosita mengungkapkan, beras Jawa 25 Kg yang dulunya ia beli dengan harga 250 ribu rupiah perkarungnya, sekarang mengalami kenaikan sebesar 90 ribu, sehingga totalnya menjadi 340 ribu rupiah perkarungnya.
“Saya kan dulu beli beras Jawa ni dari dua ratus lima puluh satu karungnya, satu karung kan dua puluh lima kilo, enam bulan yang telah lalu, sekarang sudah mencapai tiga ratus empat puluh berarti sembilan puluh ribu kenaikannya per karung itu,” urainya.
Semenjak kenaikan tersebut, Rosita mengatakan, harga beras yang dijual salah satunya beras Jawa, dulu hanya 11 ribu per liternya, sekarang naik jadi 12 ribu.
Hal itu menurutnya, sudah termasuk murah karena pedagang lain yang bahkan bisa sampai 13 ribu, namun karena merasa kasihan, ia rela mengambil untung sedikit asalkan lakunya banyak.
“Kalau aku kan jualannya ni waktu dua ratus enam puluh tuh kan cuma sebelas ribu perliternya, sekarang kan aku dua belas ribu, tapi yang lain-lain banyak yang tiga belas ribu, tapi aku asa kada tega, biar aja aku mengambil untung sedikit tapi lakunya banyak,” tegasnya.
Dari kuantitas pembeli, ia menjabarkan, pembeli tiap harinya masih banyak, perbedaannya hanya terletak pada jumlah liter beras yang dibeli, kalau dulu bisa sampai 5-20 liter, sekarang kebanyakan hanya 1-2 liter saja.
“Banyak aja pang tiap harinya, cuma kada kaya kalau waktu murah tu kan ada yang sepuluh liter belinya, ada yang lima liter, ada yang dua puluh liter, kalau ini paling satu liter, dua liter, memang ada tekurangan jua,” jelas Rosita.

Terakhir, terkait solusi, dia mengembalikan sepenuhnya kepada pemerintah bagaimana baiknya.
“Kalau aku ni solusinya tu kembalikan dari pemerintah ae lagi, bagaimana caranya ya lo,” pungkasnya.
Sementara itu, Rahma pembeli di pasar menyatakan rasa kasihannya, kepada rakyat biasa terkait kenaikan harga beras ini, mengingat pendapatan mereka tidak banyak.
“Untuk rakyat biasa kasian pang lah harga beras ni naik, apalagi kan pendapatan tidak sesuai,” ungkap Rahma.
Untuk pilihan harga, dirinya memprioritaskan beras yang harganya standar karena menyesuaikan dengan kebutuhan.
“Otomatis kita memilih harga yang standar, mencukupi kebutuhan kita jua lo, pemasukan kita,” tutupnya.