NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Hingga Juli 2023 penderita penyakit saluran pernapasan atau ISPA di Banjarbaru tercatat mencapai angka 18.762 penderita.


Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, dr Juhai Triyanti saat ditemui di ruangannya belum lama ini.



Juhai merincikan, pada Januari 2023 tercatat kasus ISPA sebanyak 2.663 dan Februari 2023 mengalami kenaikan mencapai 2.873 penderita.

Memasuki Maret 2023 kasus ISPA masih tinggi mencapai 2.869 penderita, kemudian pada April angka ISPA masih menembus 2.158 penderita dan Mei paling tinggi hingga mencapai 2.883 penderita.

Selanjutnya, Juni mengalami penurunan kasus terdata sebanyak 2.713 kasus dan Juli kembali menurun tercatat sebanyak 2.603 kasus.
“Jika melihat trend kasusnya, peningkatan terjadi pada bulan Mei sedangkan bulan Juni dan Juli justru mengalami penurunan sehingga tidak bisa dipastikan semua kasus ISPA terjadi akibat asap karhutla,” ungkap Juhai.
Namun, tak munutup kemungkinan bahwa kabut asap akibat karhutla juga dapat berdampak langsung terhadap kesehatan sistem Pernapasan salah satunya ISPA.
Perihal penanganan, Juhai menjelaskan Dinas Kesehatan juga selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Liang Anggang dalam memantau masyarakat yang terdampak asap kebakaran.
Menurutnya, wilayah rentan terkena ISPA saat ini ada di Lianggang dan Cempaka karena disana rentan terjadi Karhutla.
“Kami selalu koordinasi juga dengan kelurahan dan kecamatan, masyarakat harus jaga kondisi kebugaran dengan cara olahraga walau itu di rumah,” ucapnya.
Juhai juga mengatakan, seluruh petugas pada 10 puskesmas disiagakan untuk melayani dengan cepat dan tepat masyarakat yang datang dengan keluhan ISPA sehingga tidak semakin parah penyakit yang diderita.
“Namun kasus yang terjadi selama bulan Juli 2023 ini juga masih tergolong tinggi, kebanyakan yang terdampak ISPA ini adalah anak-anak maupun para orang tua berusia 9-60 tahun,” katanya.
Juhai mengimbau, masyarakat khususnya Kota Banjarbaru untuk selalu hidup bersih dan sehat dengan olahraga yang cukup walaupun hanya dirumah.

“Kita menyarankan tidak perlu keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, apabila tetap keluar gunakanlah masker, sebab kabut asap terkadang cukup tebal,” imbaunya.
Tidak hanya menggunakan masker, Juhai juga mengingatkan untuk mencukupi kadar cairan dalam tubuh yang banyak sehingga terhindar dari dehidrasi dan tetap menjaga kesehatan.
“Di kondisi saat ini penting untuk minum air yang banyak,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang warga Kota Banjarbaru, Guntung Manggis Faraz mengatakan, kabut asap yang tebal akibat karhutla sangat mengganggu terlebih saat beraktivitas di pagi dan sore hari.
Menurutnya, selain mengganggu penglihatan saat berkendara juga menyebabkan mata perih dan sesak nafas.
“Kalau pagi jarak pandangnya minim sekali, asapnya bikin mata perih, hidung serta tenggorokan juga terasa sakit,” pungkasnya.