Jadi Percontohan Bagi Banjarbaru, Kepala ULD Kota Yogya : Pasti Bisa Maju!

by
13 Desember 2024
Sebelum acara dimulai, Wali Kota Banjarbaru HM Aditya Mufti Ariffin didampingi Kadisdik Kota Banjarbaru, Dedy Soetoyo dijamu makan siang oleh Kepala Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kota Yogyakarta, Aris Widodo. (Foto : Kuntari/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Kepala Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kota Yogyakarta, Aris Widodo menyambut hangat studi tiru program inklusi yang dilakukan Pemkot Banjarbaru, Jumat (13/12/2024).

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Aris bahkan mengapresiasi keputusan Walikota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin yang memimpin langsung pelaksanaan studi tiru tersebut.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Kalau Walikotanya turun langsung, pasti jalan dan pasti maju,” tegas Aris, usai menerima kunjungan.

~ Advertisements ~

Aris juga mengapresiasi langkah Pemkot Banjarbaru dalam membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD), pihaknya pun tak keberatan untuk membantu proses pengisian program unit tersebut.

~ Advertisements ~

“Ibaratnya, Banjarbaru sudah punya rumahnya yaitu ULD. Setelahnya diisi sejumlah program yakni layanan identifikasi asesmen, pelatihan guru pendamping, adaptasi kurikulum, pelaksanaan parenting, bagaimana melakukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan sebagainya,” terang Aris.

Kepemilikan ULD menurut Aris merupakan nilai lebih bagi Banjarbaru jika dibandingkan daerah lain yang sudah disosialisasikan terkait program inklusi.

Sebab dengan memiliki ULD, alokasi anggaran terkait pendidikan inklusi bisa dilakukan secara lebih leluasa serta bisa menambah SDM yang dibutuhkan.

ULD memiliki kewenangan untuk mengangkat pendidik khusus sebagai pendamping ABK, melakukan monitoring dan pembinaan, menyusun program inklusi serta menyusun anggaran yang dibutuhkan.

“Guru inklusi itu penting dan harus ada. Mereka yang mengetahui umur mental untuk menentukan fase ABK sehingga harus berlatarbelakang pendidikan luar biasa seperti psikologi dan BK serta diberikan diklat dasar. Dengan demikian, mereka mampu mengadaptasi kurikulum agar sesuai dengan kelemahan intelektual ABK,” terang Aris.

Guru pendamping inklusi, lanjutnya, akan melakukan asesmen kepada ABK untuk menentukan tempat pendidikannya, apakah di SLB atau sekolah biasa. Selain itu, juga mengajar sesuai dengan kemampuan dan bakat ABK.

“Fokusnya non akademik. Program inklusi kami sudah berhasil memunculkan bakat-bakat ABK seperti juara lomba bercerita, lomba dai cilik, angklung dan sebagainya,” kata Aris.

Aris menyebut, ada sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap anak termasuk ABK. Bakat dan kecerdasan itu harus ditemukan agar bisa menjadi sumber penghidupan bagi mereka di masa mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan, karakter ABK harus ditangani khusus oleh guru pendamping, hal ini menjadi bagian dari pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

“Seperti di Kota Yogya. Ketika pembelajaran berlangsung, ada guru yang mengajar di depan kelas dan ada guru pendamping ABK di belakang yang memberikan pendampingan bagi PDPD,” katanya.

Dedy memastikan, sudah ada perguruan tinggi di Kota Banjarbaru yang terus mencetak guru pendamping ABK.

Diharapkan, kesamaan hak ABK dengan anak lainnya dalam memperoleh pendidikan bisa terwujud dengan segera.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog