Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang serba cepat dan modern, ada sosok sederhana yang menawarkan pelajaran berharga tentang semangat hidup dan kerja keras. Dialah Abdul Hikmah, seorang kakek berusia 76 tahun asal Desa Mandingin, Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, yang tetap gigih mengayuh gerobak sepeda demi menjajakan gorengan keliling.
Setiap hari kecuali hari Jumat Abdul Hikmah memulai rutinitasnya sejak pukul 9 pagi hingga sekitar pukul 4 sore. Dengan sepeda tuanya yang telah setia menemaninya bertahun-tahun, ia menyusuri sudut-sudut kota Barabai, membawa berbagai jenis gorengan hangat seperti sosis, nugget, hingga aneka jajanan renyah yang jadi favorit warga.
“Bekerja sehari-hari dari jam 9 sampai jam 4 sore,” ucapnya dengan tenang saat ditemui di sela aktivitasnya.
Profesi ini telah ia jalani selama lima tahun terakhir. Meski usianya tak lagi muda, langkah dan semangat Abdul Hikmah tak pernah surut. Gerobaknya bukan sekadar alat mencari nafkah, melainkan simbol keteguhan hati dan komitmen terhadap hidup yang mandiri dan penuh harga diri.
“Sudah lima tahun jualan,” katanya dengan senyum tulus yang meneduhkan.
Lebih dari sekadar penjual, kehadiran Abdul Hikmah di tengah masyarakat menjadi sosok inspiratif mengingatkan bahwa kerja keras dan ketekunan tak mengenal batas usia. Di usia senja, ia menolak untuk hanya duduk diam. Ia memilih untuk terus bergerak, berusaha, dan memberikan contoh bahwa setiap hari adalah peluang untuk hidup dengan bermakna.
Abdul Hikmah telah menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan kota kecil Barabai. Sosoknya yang bersahaja mengajarkan bahwa semangat tidak diukur dari usia, melainkan dari kemauan untuk terus melangkah, meski perlahan, tetapi pasti.
Di saat banyak orang menyerah pada keadaan, Abdul Hikmah menunjukkan bahwa hidup tak harus besar untuk bisa berarti. Cukup dengan satu gerobak sepeda, sepiring gorengan hangat, dan hati yang tulus bekerja, ia sudah menjadi pelita kecil bagi banyak orang di sekitarnya.