NEWSWAY.ID, BANJARMASIN – Jika bentuk jembatan umumnya lurus saja, namun tidak dengan jembatan yang satu ini, namanya jembatan Antasan Bromo yang terletak di Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin.


Jembatan yang menghubungkan Desa Mantuil dan Pulau Bromo ini memiliki bentuk unik menyerupai wahana “roller coaster” yang berkelok-kelok.


Bukan tanpa alasan, Lurah Mantuil Norman menyatakan, bentuk jembatan yang dibuat sedemikian rupa tersebut sengaja dilakukan guna menarik minat masyarakat karena selain sebagai penghubung jalan, jembatan tersebut memiliki fungsi sebagai ekowisata.

“Selain untuk transportasi penyebrangan warga dari dan ke Pulau Bromo, juga desainnya tu kan dibentuk sedemikian rupa terlihat lebih bagus lebih indah karena juga sebagai tempat wisata,” ucap Norman saat ditemui di kantornya, Senin (20/11/20223).

Dirinya menambahkan, pada saat peresmiannya dulu, jembatan tersebut sangat ramai dikunjungi masyarakat bahkan sampai menyebabkan macet panjang.
“Makanya saat peresmian kemarin, itu parkirnya aja sampai penuh full, kalau macetnya itu dari Jembatan Basirih karena saking ramenya,” ungkapnya.
Jembatan yang membentang 100 meter di permukaan Sungai Martapura ini sempat ditutup karena pandemi Covid-19 yang lalu, namun sekarang sudah kembali dibuka.
“Iya sempat jua ditutup karena kondisinya waktu itu situasional, ada sempat PPKM, sempat diberi waktu, ada batasan jam bukanya, dulunya tutup total sekarang sudah agak longgar karena menyesuaikan dengan kondisi,” lanjut Norman.

Jembatan ini turut memberikan banyak dampak positif untuk pengembangan Kelurahan Mantuil sendiri, Norman mengaku jembatan tersebut membantu mengenalkan Mantuil kepada kepada khalayak umum.
“Katakanlah Mantuil ini dari sisi geografis juga paling ujung kan, biasanya namanya ujung ini kan jarang terekspos, tapi dengan adanya jembatan ini semua orang tau oh jembatan Mantuil Mantuil, artinya membuka akses ramainya Mantuil, Mantuil itu lebih dikenali,” pungkasnya.
Selain itu, pembangunan jembatan ini turut berkontribusi dalam memajukan ekonomi masyarakat Mantuil dengan cara berjualan di sekitar jembatan.
Tidak hanya Mantuil, Masyarakat Pulau Bromo juga mendapatkan manfaat dari jembatan ini, Norman menjelaskan dulu mereka kalau menyeberang harus menggunakan Feri untuk keluar masuk pulau, namun sekarang bisa lewat jembatan.
“Dulunya mereka dari Pulau Bromo itu kalau mau kesini dia menggunakan ferry atau penyeberangan, dan itu berbayar karena dikelola oleh jasa penyebrangannya,” jelas Norman.
Saat ini pemerintah juga tengah merenovasi titian yang ada di Pulau Bromo menggunakan kayu berjenis ulin guna mempermudah akses jalan bagi masyarakat disana.
Terakhir dia berharap semoga ada pihak yang memperbagus jembatan tersebut khususnya pada bagian warna cat.
“Mudah-mudahan ada pihak investor atau pihak lain yang memperindah jembatan itu, untuk saat ini kan warnanya tuh warna cor warna semen, itu lebih bagus lagi nantinya kalau dicat warna-warni, motif sasirangan kah, kearifan lokalnya kan bagus,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Irmanto mengatakan, jembatan tersebut sangat unik karena bentuknya tidak seperti jembatan pada umumnya.
“Kalau jembatan-jembatan biasa kan biasanya ya paling naik turun lurus aja kan, kalau ini kan jalannya ya melingkar lah, ini yang membedakan dari jembatan-jembatan lainnya” ujar Irmanto.
Dia berharap semoga kedepannya jembatan tersebut lebih dipercantik lagi dengan menambahkan lampu-lampu hias yang terlihat lebih bagus pada malam hari.
“Dipercantik lagi lah biar kan istilahnya seandainya malam nuansanya kan lebih bagus, paling engga lampu hias lah, kalau dihias lampu-lampu lebih menarik,” tutupnya