Di pinggir hamparan sawah yang hijau di Martapura, ada sebuah tempat makan sederhana yang selalu ramai dikunjungi. Inilah Outlet WendyJengkol Jarik, sebuah usaha kuliner yang sejak 2015 konsisten menghadirkan olahan jengkol dalam berbagai cita rasa.

Pemilik usaha, Wendy bercerita usahanya bermula secara sederhana yang dulu hanya bekerja sendirian, kini ia sudah memiliki lima karyawan yang membantunya setiap hari.
“Dulu cuma coba-coba, beramian saja. Lama-lama makin banyak yang suka, akhirnya rami banar sampai sekarang,” ujarnya
Pasokan jengkol datang silih berganti sesuai musim. Kadang dari Barito, kadang dari Pelaihari bahkan dari daerah lain. Tantangan itu justru membuat jengkol terasa lebih spesial, karena tidak bisa didapat setiap waktu.
“Musim mana yang ada, itu yang kami ambil. Karena jengkol ini setahun sekali panennya,” jelas Wendy.
Menu yang disajikan pun bervariasi. Ada jengkol original dengan cita rasa sederhana dipadu dengan lalaan, jengkol balado yang pedas menggigit dan semur jengkol dengan bumbu manis gurih, Porsinya pun beragam, mulai dari ukuran kecil (disebut jaring padi), sedang, hingga besar (jaring papan). Harga berkisar Rp14.000 sampai Rp22.000, menyesuaikan ukuran dan musim.
Dahulu Wendy hanya mampu menjual sekitar 50 kilogram jengkol per hari, kini ia bisa menghabiskan hingga 200 kilogram. Angka yang luar biasa untuk kuliner sederhana, namun justru membuktikan jengkol punya penggemar setia.
Yang membuat tempat ini semakin istimewa adalah lokasinya. Outlet Wendy berdiri di pinggir sawah, menghadirkan suasana alami dengan hembusan angin sepoi-sepoi. Banyak pelanggan mengaku datang bukan hanya untuk makan, tapi juga menikmati suasana pedesaan yang menenangkan.
“Pelanggan keadaan makan sambil lihat sawah, ada angin-angin membuat sekalin betah disini,” tuturnya.
Tak hanya jengkol, di hari-hari tertentu Wendy juga menyajikan aneka kue tradisional Banjar, seperti apem, surabi, kokolek dan semacamnya. Khusus hari Minggu, pilihan kue lebih lengkap, membuat outlet ini kian ramai.
Wendy berharap, usahanya sederhana namun penuh makna, ia ingin jengkol menjadi bagian dari identitas kuliner Banjar yang dicintai generasi muda.
“Saya ingin makanan tradisional tetap dikenal oleh generasi Gen-z, jangan sampai hilang. Ini bagian dari kearifan lokal kita,” harapnya.
Outlet Wendi Jengkol Jarik buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 yang berlokasi di Desa Telok Selong, Kabupaten Banjar. Outlet jengkol di pinggir sawah itu terus menjadi saksi perjalanan sebuah cita rasa sederhana yang berubah jadi kebanggaan.
Dari sekadar coba-coba, jengkol Wendy kini menjelma ikon kuliner yang menghubungkan lidah, nostalgia dan tradisi.