NEWSWAY.ID, MARTAPURA – Kematian ikan secara massal di desa Awang Bangkal Timur dan Awang Bangkal Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar diakibatkan rendahnya kadar oksigen dalam air.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar Sipliansyah, kepada Newsway.id, Rabu (13/12/2023).
“Jumlah pasti kematian belum dihitung kurang lebih ada ribuan, penyebab matinya ikan karena turunnya oksigen terlarut (DO) dari 0,0 – 0,9,” kata Sipliansyah.
Sipliansyah juga mengatakan, tindakan yang dilakukan yakni pengangkatan ikan mati, pemindahan dan beberapa ditambah pompa.
“Selain itu juga kami rekomendasi untuk dilakukan penjarangan, pemindahan atau bahkan pemanenan untuk ikan yang siap panen,” tuturnya.
Lebih lanjut, pihak DKPP Kabupaten Banjar juga telah melakukan koordinasi dengan Babinsa setempat untuk kemungkinan membuka sebagian pintu PLTA.
“Sudah dilakukan koordinasi dengan Babinsa untuk membuka sebagian pintu PLTA, tadi kami juga sudah umumkan imbauan melalui radio Al Qaromah,” jelas Sipliansyah.
Sementara itu, salah seorang petani keramba jaring apung di Desa Awang Bangkal Timur Subki (26) mengatakan, kematian ikan ini terjadi sudah dua hari.
Menurutnya, hal ini diakibatkan perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air.
“Dari pihak perikanan sudah melakukan cek air di lokasi dengan kadar oksigennya rendah kemungkinan karena perubahan iklim, sudah dua hari ikan ini mati,” ucap Subki.
Ia mengungkapkan, bahwa dalam satu keramba jaring apung miliknya ada sekitar 50 juta lebih kerugian.
“Satu keramba kerugiannya sekitar 50 juta, ada enam keramba yang terdampak, dua diantaranya mati habis, maka kerugian kurang lebih ratusan juta rupiah,” pungkasnya.
