Kepala BGN Sarankan Serangga Menjadi Menu Makan Bergizi Gratis

26 Januari 2025

NEWSWAY.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengusulkan serangga sebagai alternatif menu untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Dadan menyatakan bahwa serangga bisa menjadi pilihan makanan bergizi, terutama di daerah-daerah yang sudah terbiasa mengonsumsinya.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Kami melihat potensi serangga sebagai sumber pangan bergizi di daerah-daerah tertentu. Bagi masyarakat yang sudah terbiasa mengonsumsinya, serangga bisa menjadi pilihan menu dalam program Makan Bergizi Gratis,” ujarnya.

~ Advertisements ~

Serangga, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi, bahkan lebih dari beberapa sumber protein hewani lainnya.

~ Advertisements ~

Banyak jenis serangga mengandung lebih dari 60% protein kasar, dan beberapa spesies serangga kaya akan asam lemak tak jenuh, serat, serta vitamin dan mineral.

Serangga seperti jangkrik, ulat, dan belalang mengandung mikronutrien penting seperti zat besi, magnesium, selenium, fosfor, dan seng. Jangkrik, misalnya, mengandung vitamin B12 yang lebih tinggi dibandingkan dengan salmon.

Selain kaya akan nutrisi, serangga juga menawarkan solusi keberlanjutan. Produksinya memerlukan lahan dan air yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ternak sapi atau ayam. Ini menjadikan serangga sebagai pilihan pangan yang ramah lingkungan dan lebih efisien.

Walaupun konsep konsumsi serangga terdengar asing bagi sebagian orang, serangga sudah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner di berbagai belahan dunia.

Di Indonesia, serangga telah diolah menjadi berbagai makanan khas, seperti satai ulat sagu, belalang goreng, rempeyek laron, botok tawon, hingga jangkrik goreng balado.

Manfaat kesehatan dari serangga juga sangat signifikan. Selain sebagai sumber protein, serangga mengandung antioksidan yang lebih tinggi daripada jus jeruk, serta kitin yang mendukung kesehatan pencernaan.

Serangga juga kaya akan asam lemak esensial, seperti omega-3 dan omega-6, yang penting untuk kesehatan jantung dan otak.

Serangga bisa menjadi solusi pangan yang sangat relevan dengan meningkatnya jumlah populasi dunia dan tantangan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Beberapa negara sudah memproduksi serangga secara komersial, seperti Thailand dengan lebih dari 20.000 peternakan serangga.

Namun, tantangan utama di Indonesia adalah stigma budaya terhadap konsumsi serangga, yang masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat.

Dengan edukasi yang tepat, serangga dapat menjadi sumber pangan alternatif yang lebih bergizi dan ramah lingkungan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog