NEWSWAY.ID, BANJARMASIN – Perpindahan Ibu Kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) tepatnya di Kalimantan Timur diprediksi menimbulkan dampak signifikan terutama dari sektor pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan di daerah tetangganya salah satunya Kalimantan Selatan.

Melihat fenomena kepindahan Ibu Kota Negara tentunya banyak hal yang harus disiapkan oleh daerah penyangga, salah satunya adalah sudah siapkah masyarakat Kalsel khususnya pemuda pemudi dalam mempersiapkan Kalsel sebagai daerah penyangga IKN?

Untuk melihat kesiapan itu, baru-baru ini, forum santai bertajuk “Radikular” (Ruang Diskusi Liar) disajikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unlam (ULM) dengan mengundang Ormawa maupun mahasiswa di lingkungan kampus, bertempat di halaman Open Space ULM, Banjarmasin, Jumat (29/3/2024).

Adapun tema yang diangkat kali ini berkaitan dengan topik di atas yaitu “Paradigma Kesiapan Pemuda-Pemudi Kalsel Dalam Menyongsong IKN”.

Penanggung jawab kegiatan, Achmad Ansyari menjelaskan, tema tersebut dipilih untuk memberikan ruang khususnya kepada generasi muda Kalsel untuk berbicara akan kesiapan mereka dalam menyambut Kalsel sebagai daerah penyangga IKN.
“Kita berbicara tentang IKN itu sangat tidak pantas jika yang membicarakan adalah pemuda-pemudi dari luar pulau Kalimantan, akan lebih fair apabila yang berbicara itu pemuda-pemudi Kalsel,” ucap Staf Departemen Aksi dan Propaganda (Akpro) BEM ULM tersebut.
Ia menambahkan, melalui diskusi ini, pihaknya melihat adanya celah untuk berbicara sekaligus mengkritisi pemerintah.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ULM tersebut menjabarkan, salah satu tantangan yang dihadapi oleh pemuda-pemuda Kalsel dalam menyongsong IKN ini adalah budaya shock culture.
“Pemuda Kalsel ini sebenarnya masih bisa yang disebut dengan shock culture, hal itu yang sebenarnya berbahaya, hal itu yang menjadikan kita tidak siap, nah itu yang harus kita siapkan, kita harus bisa mengangkat diri kita sendiri,” sambungnya.
Poin-poin penting yang didapat dari diskusi tersebut ialah tingkat kesiapan generasi muda Kalsel sebagai penyangga daerah IKN masih dikisaran 50 persen ke bawah atau bisa dibilang masih belum siap.
“Dari dampak sosialnya pun, kultur-kultur kita sangat mudah tergerus, dan kita sangat tidak kritis, mudah terbawa budaya lain, jadi pemuda ini masih perlu banyak belajar,” jelas Ansyari.
Sementara itu, salah satu peserta diskusi, Arya Swara Yoga Wethana berpendapat, semua pemuda baik itu di dalam atau di luar Kalimantan harus mempersiapkan diri masing-masing agar dapat bersaing.
“Kita sebagai pemuda harus siap mental, pikiran, siap jiwa untuk menghadapi dimana konstelasi ini sangatlah besar, bukan orang kalimantan saja tapi berbagai daerah yang hadir untuk bersaing sebagai penyangga IKN,” pungkasnya.