NEWSWAY.CO.ID, KOTABARU – SMA Negeri 1 Kotabaru menerapkan strategi komprehensif dan kedisiplinan untuk menanamkan nilai karakter dan kedisiplinan siswa di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan implementasi kurikulum Merdeka.
Kepala Sekolah SMAN 1 Kotabaru, Nasri, menegaskan bahwa keseimbangan antara pengembangan bakat dan aturan tugas menjadi kunci, termasuk pembatasan pemakaian handphone di sekolah dan pengembangan puluhan kegiatan ekstrakulikuler.
“Untuk menanamkan karakter dan kedisiplinan di tengah perkembangan teknologi dan media sosial, kami punya aturan yang jelas,” ujar Nasri saat ditemui awak media pada Senin (27/10/2025).
Nasri menjelaskan, kedisiplinan dimulai dari hal paling mendasar, yakni ketepatan waktu. Siswa diwajibkan sudah berada di sekolah pada pukul 07.30 WITA, dengan toleransi keterlambatan hanya 5 menit.
“Jika tidak ada yg on-time kami melakukan sosialisasi. kebijakan kami, siswa dipulangkan dan kami panggil orang tua nya,” tegasnya.
Tantangan terbesar di era Gen Z, menurutnya adalah penggunaan HP, SMAN 1 Kotabaru mengambil kebijakan tegas dengan membawa HP ke sekolah.
“Penggunaan HP disekolah kami terbatas, kecuali ada mata pelajaran yang harus menggunakan HP, itu pun jika sudah selesai harus dititipkan kepada wali kelasnya,” katanya.
Di sisi lain, untuk mendukung pengembangan karakter dan minat siswa, SMAN 1 Kotabaru menyediakan beragam pilihan ekstrakurikuler (ekskul).
“Kami ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler, sekitar 20-an,” ungkap Nasri.
Kegiatan tersebut mencakup berbagai bidang, mulai dari olahraga seperti futsal, sepak bola, dan basket, hingga seni seperti tari dan nyanyi. Nasri juga menyebut bahwa sekolah memfasilitasi minat yang sedang viral di kalangan anak muda saat ini, yakni E-sports.
Selain ekskul, sekolah juga fokus pada prestasi akademik. Nasri menyebut beberapa siswa berhasil lolos ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang fisika, geografi, dan TIK, dll.
Dalam menghadapi perubahan kurikulum pasca-pandemi, dari kurikulum penyesuaian hingga Kurikulum Merdeka, Nasri menyatakan sekolah terus beradaptasi. Pihaknya memaksimalkan tiga laboratorium komputer yang dimiliki untuk mendukung proses pembelajaran.
Dukungan yang diminta dari orang tua bukanlah berupa pembayaran, melainkan pengawasan di rumah. “Kami hanya meminta dukungan supaya mereka mengawasi anak-anak di rumah untuk belajar, gizinya lebih bagus, dan memaklumi jika ada tambahan belajar sehingga anak pulangnya agak lama, sekitar jam 16.00,” jelasnya.
Menjelang pelaksanaan tes TKA bagi kelas XII, Nasri menyatakan sekolah sudah mempersiapkan fasilitas secara maksimal, termasuk infrastruktur, server, dan komputer.
“Kami berharap siswa itu serius belajar. Yang penting mereka sehat. Karena belajar mulainya jam 7, berarti anak-anak jam setengah 7 sudah standby di sekolah,” tutupnya.(nw)
Reporter : Rizal
