NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) terus mendukung pengembangan potensi destinasi wisata di kaki Pegunungan Meratus, yaitu Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kawasan yang masih kental dengan adat budaya Suku Dayak Meratus ini telah masuk dalam jajaran Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kementerian Pariwisata RI.


“Di Kalsel, Loksado merupakan satu-satunya destinasi wisata yang masuk dalam jajaran KSPN Kementerian Pariwisata,” ungkap Kepala Dispar Kalsel, Muhammad Syarifuddin.
Syarifuddin menjelaskan bahwa Loksado memiliki potensi besar melalui berbagai tradisi dan aktivitas budaya Dayak Meratus, seperti bambu rafting dan upacara adat Aruh Bawanang.

Bambu rafting, yang awalnya merupakan alat transportasi masyarakat untuk mengangkut hasil panen, kini berkembang menjadi wahana wisata unggulan yang menarik minat pengunjung.
Sementara itu, Aruh Bawanang adalah ritual syukur masyarakat Dayak Meratus atas hasil panen melimpah, yang memiliki daya tarik budaya tinggi.
“Kami melihat potensi budaya seperti bambu rafting dan Aruh Bawanang dapat terus dikembangkan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelas Syarifuddin.
Dispar Kalsel bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terus bersinergi untuk mendukung pengembangan infrastruktur di kawasan Loksado.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan infrastruktur jalan dan komunikasi. Hal ini penting untuk meningkatkan aksesibilitas serta mendukung peningkatan kunjungan wisatawan,” tambahnya.
Tingkat kunjungan wisatawan ke Loksado pun terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2024, tercatat 711 kunjungan wisatawan domestik dan 757 kunjungan wisatawan mancanegara, yang sebagian besar berasal dari Prancis dan Australia.
Pemprov Kalsel optimis, dengan pengembangan yang terus dilakukan, Loksado akan menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya memperkenalkan keindahan alam tetapi juga memperkuat identitas budaya Dayak Meratus di kancah nasional dan internasional.