‘Madarammang Rahnam Scout Day Competition 2024’, Perpaduan Lomba Pramuka dengan Olahraga Digital, Pengetahuan Umum, dan Kesenian

28 Januari 2024
Upacara pembukaan Madarammang Rahnam Scout Day Competition-1 2024, yang diselenggarakan di halaman SMAN 1 Pulau Laut Selatan, Desa Tanjung Seloka Utara, Kab. Kotabaru, Jumat (26/1).

NEWSWAY.ID, KOTABARU – Dewan Ambalan Pramuka Penegak Madarammang Rahnam Pangkalan SMAN 1 Pulau Laut Selatan menggelar lomba Pramuka se-Kabupaten Kotabaru bertajuk Madarammang Rahnam Scout Day Competition (MRSDC)-1 2024, terhitung mulai tanggal 26 hingga 28 Januari 2024, bertempat di Desa Tanjung Seloka Utara, tepatnya di SMAN 1 Pulau Laut Selatan, Kab. Kotabaru.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Ketua Pelaksana kegiatan sekaligus Pembina Pramuka SMAN 1 Pulau Laut Selatan, Muhammad Marsuki, mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud implementasi dari Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah yang menekankan profil pelajar Pancasila, salah satunya berkaitan dengan pengembangan karakter siswa melalui ekstrakurikuler pramuka.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

“Pramuka adalah suatu organisasi dimana disini ada Dasa Darma Pramuka yang sangat menekankan bagaimana berorganisasi dengan baik, kemudian bagaimana siswa dalam ekstrakurikuler ini dia berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa itu sendiri, jadi kita eksplor kita ramu sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi potensi siswa itu bisa dikembangkan dengan baik,” ucap Marsuki, Sabtu (27/1/2024).

~ Advertisements ~

Kegiatan kali pertama yang diselenggarakan pihak sekolah ini menghadirkan berbagai macam lomba berkaitan dengan kepramukaan seperti Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) dan Pionering.

~ Advertisements ~

Uniknya, selain mengambil lomba khusus pramuka, kompetisi ini turut mempertandingkan lomba yang berorientasi pada olahraga maupun visual digital, serta lomba unjuk bakat dari siswa.

“Lomba kali ini mengambil beberapa mata lomba dari pramuka, ditambah dengan mata lomba yang berorientasi untuk pengembangan olahraga digital yaitu E-Sport Free Fire, kemudian ada ranking 1, pentas seni kreasi,” terangnya.

Total ada 120 peserta sekaligus pembina dari 4 sekolah yang berpartisipasi dalam kegiatan, diantaranya: SMPN 1 Pulau Laut Selatan, MTs Raudhatul Ulum Pulau Laut Selatan, SMPN 1 Pulau Laut Kepulauan, dan MTs Jihadut Tholibin Pulau Laut Kepulauan.

Salah satu lomba pramuka yang dipertandingkan yakni Pionering untuk mengasah bagaimana kemampuan mereka dalam mengolah simpul dan tongkat menjadi bentuk yang kreatif.

Marsuki menambahkan, target peserta awalnya adalah sekolah se-Kabupaten Kotabaru, namun karena ada kendala teknis menyebabkan mereka tidak bisa mengikuti.

“Sebenarnya undangannya se-Kabupaten Kotabaru, cuma ada kendala teknis pertama masalah cuaca, kemudian sumber daya dari masing-masing sekolah, kebetulan sekolah kita berada di pelosok Kotabaru jadi tempuhnya lumayan jauh dan biaya yang dibutuhkan banyak sekali,” jelas Marsuki.

Dia mengharapkan kegiatan semacam ini terus berlanjut dan segala potensi minat bakat yang ada di sekolah bisa terus mengalami peningkatan.

“Harapan terbesarnya kegiatannya bisa berkelanjutan dan potensi-potensi yang ada di sekolah ini bisa berkembang lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, pendamping pangkalan SMPN 1 Pulau Laut Selatan, Bahtiar, menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan ini.

“Kami dari peserta pangkalan SMP Negeri 1 Pulau Laut Selatan cukup memberikan support kepada panitia dimana panitia sudah bersusah payah mencoba melaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan,” kata Bahtiar.

Ia menambahkan, butuh waktu sekitar 10 hari untuk melatih anak muridnya dalam rangka mengikuti perlombaan ini.

“Alhamdulillah cukup memuaskan, latihannya diperkirakan sepuluh hari-an, itupun kurang maksimal karena kondisi cuaca tidak memungkinkan,” pungkasnya.

Namun, dirinya sedikit memberikan masukan terkait ukuran lapangan khususnya dalam perlombaan LKBB yang tidak sesuai perkiraan timnya.

“Garis yang dibuat panitia tidak sesuai dengan apa yang kami pakai di versi latihan, sehingga mengakibatkan peserta-peserta dari kami sendiri banyak kewalahan menyesuaikan lapangan,” ujarnya.

Ia menyarankan untuk kedepannya agar ukuran lapangan lebih diperjelas lagi di brosur pendaftaran agar peserta mempunyai gambaran dan persiapan yang lebih matang lagi.

“Saran kami untuk ukuran lapangan ini harusnya dicantumkan berapa meter panjang dan lebarnya supaya kami bisa menyesuaikan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan