Makanan Sejuta Umat, Begini Cara Membuat Tempe

by
19 Januari 2023
Proses pencetakan tempe, setelah kedelai diberi ragi dicetak didalam cetakan berbentuk persegi panjang yang beralas plastik, Kemudian difermentasi selama kurang lebih 24 jam. (Foto: Juwita/Newsway.id)

NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Tempe merupakan makanan sejuta umat dan salah satu makanan tradisional khas Indonesia, yang hampir semua kalangan di masyarakat pasti mengonsumsi tempe karena selain harganya yang bersahabat dengan kantong, rasanya pun juga enak.

~ Advertisements ~

Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga, cara pembuatan tempe pun biasanya dilakukan secara tradisional yang artinya masih belum menerapkan teknologi modern.

~ Advertisements ~

Lantas, bagaimana cara membuat tempe?

~ Advertisements ~

Dibeberkan salah seorang pemilik pabrik tempe di Kota Banjarbaru, Purwanto (47), bahwa membuat tempe ini jauh lebih mudah dari pembuatan tahu, dan tidak terlalu banyak menghasilkan limbah.

“Cara membuat tempe tidak terlalu susah, terdiri dari dua bagian, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi,” ujarnya kepada pewarta Newsway.id Kamis (19/1/2023).

Purwanto menjelaskan, proses produksi tempe dimulai dari perebusan kedelai sampai mendidih, setelah direbus kedelai direndam di air selama kurang lebih 24 jam.

“Proses perendaman ini bertujuan untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya, setelah satu hari satu malam perendaman, kedelai akan terpisah menjadi dua keping yang selanjutnya kedelai dicuci bersih,” katanya.

Tahap selanjutnya adalah peragian kata Purwanto. Kedelai yang telah dicuci kemudian ditiriskan dan diberi ragi tempe secukupnya.

“Proses peragian sangat tergantung pada kondisi cuaca. Biasanya saya membuat 3 kuintal kedelai dengan 1 kg ragi tempe,” ucapnya.

proses penyimpanan kedelai yang sudah dicetak persegi panjang dan dibungkus daun pisang, untuk difermentasi sehingga menjadi tempe. (Foto: Juwita/Newsway.id)

Selanjutnya kedelai yang telah diberi ragi, kemudian dibungkus dengan plastik yang sudah diberi lubang kecil-kecil atau daun pisang, yang nantinya diletakkan di atas cetakan berbentuk persegi panjang.

“Tempe tersebut ditata pada rak penyimpanan untuk proses fermentasi. Sekitar 24 jam fermentasi, tempe pun siap untuk dipasarkan,” tutur Purwanto.

Purwanto menambahkan, produksi tempe dipabriknya dibanderol dengan harga Rp 7.500 per potong.

Sementara itu, salah seorang warga Kota Banjarbaru, Imur mengatakan, tempe ini merupakan kebutuhan sehari-hari, selain sumber protein juga harganya yang terjangkau.

“Tempe ini sangat banyak peminatnya karena harga yang murah, dan bisa dibuat menjadi bermacam-macam olahan masakan, seperti tempe bacem, oncom, osengan, dan yang menjadi andalan keluarga saya adalah tempe mendoan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog