Oleh : Isuur Loeweng Suroto
Pesta politik di Banjarbaru sudah usai. Mestinya tidak ada lagi kubu A atau B. Semua energi kini harus diarahkan untuk kemajuan Banjarbaru. Wali Kota Hj Erna Lisa Halaby sudah mulai bekerja bersama jajarannya, meski wajar jika masih ada rasa gelisah karena fase transisi biasanya diikuti dengan kabar perombakan kabinet.
Kondisi Banjarbaru hari ini memang tengah berada di bawah kepemimpinan baru yang berorientasi pada masa transisi. Semua belum tersusun rapi, tetapi dari setiap langkah awal, kita bisa membaca arah yang ingin dibawa sang pemimpin. Wajar pula jika masyarakat masih bertanya-tanya : apakah Banjarbaru ke depan akan semakin maju atau sebaliknya?

Kalau melihat rentang waktu lima tahun ke depan, tentu terbilang cukup panjang. Namun untuk membangun sebuah kota agar lebih maju, lima tahun terasa singkat. Karena itu, langkah paling penting saat ini adalah membangun pondasi utama : kabinet kerja yang solid, yang akan menjadi eksekutor program menuju Banjarbaru Emas.

Membaca gaya kepemimpinan Wali Kota Lisa di awal 100 harinya, ada tiga pesan kuat yang diucapkan lewat janji kerja cepat: mitigasi banjir, penataan drainase kota, dan merapikan kabel udara. Tiga hal itu memberi sinyal bahwa kepemimpinan Lisa bukan hanya berorientasi pada pembangunan fisik semata, tetapi juga pada ketertiban tata kota dan kenyamanan publik. Itu berarti, ia butuh sosok-sosok yang kuat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis, orang-orang yang tidak sekadar memiliki kemampuan manajerial, tetapi juga ketegasan, kecermatan teknis, dan—yang paling penting—loyalitas untuk melaksanakan perintah wali kota secara konsisten.
Memang cukup wajar jika dalam penyusunan kabinet ada nuansa politik. Itu adalah bagian dari dinamika seusai pesta demokrasi. Namun Lisa harus menegakkan meritokrasi sebagai dasar utama : menempatkan pejabat sesuai kompetensi, pengalaman, dan integritas. Dengan meritokrasi, jabatan kepala dinas tidak jatuh pada mereka yang sekadar dekat secara politik, melainkan pada figur yang terbukti mampu mengeksekusi agenda besar pemerintahan.
Dalam hal ini, Lisa perlu mempertimbangkan latar belakang, visi, dan kapasitas calon kabinetnya agar selaras dengan arah pembangunan. Pilihan siapa yang akan ditempatkan adalah hak prerogatif wali kota, tetapi hak itu akan menjadi bernilai jika digunakan dengan pertimbangan matang berbasis keilmuan dan profesionalisme.
Saya meyakini, Wali Kota Lisa tidak dalam posisi untuk diintervensi. Ia berada dalam kondisi bebas menentukan siapa saja pejabat yang akan bekerja bersamanya untuk mewujudkan visi misi Banjarbaru Emas yang telah disusunnya. Keyakinan ini penting ditegaskan, sebab independensi seorang pemimpin merupakan modal utama menjaga integritas pemerintahan dari tarik-menarik kepentingan politik jangka pendek.
Saya pikir, intervensi dari pihak luar tidaklah penting didengarkan. Jangan sampai intervensi justru menjadi blunder. Kabinet mesti diisi oleh orang-orang yang satu arah, satu tujuan, dan satu bahasa : membangun Banjarbaru yang lebih baik. Perbedaan pendapat, bahkan rasa kecewa karena tidak mendapatkan posisi tertentu, adalah hal yang wajar. Tetapi jika meritokrasi dijadikan prinsip, maka siapa pun yang terpilih akan lebih mudah diterima publik karena dianggap memenuhi standar profesionalisme.
Banjarbaru hari ini membutuhkan pejabat yang tidak hanya kuat di bidang teknis, tetapi juga berkomitmen penuh pada loyalitas terhadap kepemimpinan wali kota. Loyalitas di sini bukan dalam arti tunduk membabi buta, melainkan kesetiaan dalam melaksanakan visi dan misi kota tanpa menyimpang pada agenda pribadi atau kelompok. Tanpa loyalitas, sehebat apa pun teknis seorang pejabat, ia akan sulit berkontribusi pada arah pembangunan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, penyusunan kabinet berbasis meritokrasi, keilmuan, pengalaman, dan loyalitas adalah pondasi penting untuk memastikan setiap program berjalan efektif. Dari mitigasi banjir, perbaikan drainase, hingga penataan kabel udara, semua akan menjadi nyata bila diemban oleh pejabat yang tepat di posisi yang tepat.
Kita tunggu, masa transisi segera dimulai. Penyusunan kabinet Wali Kota Lisa Halaby sedang diraba-raba. Perjalanan lima tahun ke depan masih panjang. Namun siapa pun yang akan menempati jabatan, pastilah merupakan pilihan terbaik sang pemimpin untuk mengawal Banjarbaru Emas.
Salam.