Mengenal Program Makan Gratis Dari PMT-AS Orde Baru Hingga ke MBG

12 Februari 2025

NEWSWAY.CO.ID, JAKARTA – Upaya pemerintah dalam menekan angka stunting dan mengatasi masalah gizi telah berlangsung sejak era Orde Baru.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Salah satu inisiatif awal yang dilakukan adalah Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) yang diluncurkan pada tahun 1991 oleh Presiden Soeharto.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Program ini menjadi pionir dalam penyediaan makanan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah di daerah-daerah tertinggal.

~ Advertisements ~

PMT-AS dirancang khusus untuk menjangkau anak-anak dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD) di 11 provinsi, dengan fokus utama pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kekurangan gizi yang tinggi.

~ Advertisements ~

Tujuan utama program tersebut adalah memberikan asupan gizi tambahan guna mengurangi angka putus sekolah yang tinggi dan menekan angka stunting di kalangan anak-anak.

Makanan tambahan yang disediakan berupa camilan bergizi dengan kandungan kalori dan protein tertentu, memanfaatkan hasil pertanian lokal, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.

Dalam pelaksanaannya, PMT-AS dijalankan melalui kerjasama dengan sekolah, di mana guru, kepala sekolah, serta organisasi masyarakat seperti PKK dan LKD turut berperan aktif.

Meski dengan keterbatasan anggaran pada masa itu, pemerintah berhasil menyediakan makanan tambahan dengan estimasi biaya sekitar Rp250 hingga Rp350 per anak, tergantung pada lokasi masing-masing.

Seiring berjalannya waktu, program makan gratis di Indonesia mengalami perkembangan. Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, diluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memiliki cakupan lebih luas.

Berbeda dengan PMT-AS yang hanya menargetkan anak-anak sekolah, MBG mencakup seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga peserta didik di semua jenjang pendidikan.

Dengan pendekatan yang lebih holistik, MBG dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara menyeluruh.

Pergeseran fokus dari PMT-AS ke MBG mencerminkan perubahan strategi pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi.

Sementara PMT-AS menunjukkan perhatian khusus terhadap generasi muda, MBG berupaya menciptakan kesehatan yang lebih komprehensif bagi seluruh masyarakat.

Program MBG menawarkan menu makanan dengan komposisi yang lebih beragam dan bergizi, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas dalam upaya penanggulangan stunting dan masalah gizi.

Kedua program tersebut merupakan bagian dari rangkaian kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi dan pendidikan, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan kesehatan yang optimal dan memiliki akses pendidikan yang lebih baik.

Langkah ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan berbagai inovasi dan penyesuaian program dari waktu ke waktu, diharapkan upaya penanganan masalah gizi dan stunting di Indonesia dapat terus meningkat, sehingga kesejahteraan masyarakat terutama di daerah tertinggal semakin terjamin.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog