NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Menilik gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banjarbaru yang menawarkan pesona sejarah menarik, tahun 2025 ini akan dijadikan bagian dari pembangunan rumah dinas Wali Kota Banjarbaru.

Gedung bersejarah dengan desain yang khas seperti jendela besar, atap pelana, dan dinding batu di bagian depan, menciptakan kesan megah dan anggun.


Kekokohan bangunan, yang dirancang oleh Van Der Pijl, tampak pada tembok tebal dan tiang penyangga yang ada di sekitar gedung.

Sekali lagi, meskipun telah berubah fungsi menjadi kantor pelayanan, bangunan ini masih menyimpan nilai sejarah yang besar, dengan berbagai elemen bangunan seperti jendela besar dan pintu kayu yang menambah daya tariknya.

Namun, untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan beberapa bagian bangunan sudah mengalami perubahan, seperti lantai yang kini menggunakan keramik dan pintu utama yang diganti dengan pintu kaca.
Gedung ini bukan hanya sebuah tempat administratif, tetapi juga menjadi saksi perjalanan sejarah Kota Banjarbaru.
Sebelumnya, gedung ini telah bergonta-ganti fungsi namun tetap sebagai tempat pelayanan dan pemerintahan.
Lantas bagaimana sejarah masala lalu dari gedung yang bernuansa indhisce ini bisa bernilai sejarah, gedung ini tidak bisa lepas dari pejalanan Kota Banjarbaru sebagai Kota administratif.
Dari salah satu tokoh Kota Banjarbaru Rico Hasyim gedung Diadukcapil ini ternyata pernah menjadi kantor Dispenda pada masa Rudy Resnawan sebelum menjabat Wali Kota Banjarbabru.
Gedung itu diperkirakan didirikan sekitar tahun 1959, telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan seiring berjalannya waktu.
Menurut Rico pada awal berdirinya, gedung ini mencerminkan kondisi sosial dan budaya pada masa itu, khususnya di era 1970-an, saat itu, Banjarbaru masih merupakan kota administratif yang berkembang, dan gedung ini menjadi saksi bisu perjalanan administratif kota tersebut.
Bahkan, di lingkungan gedung itu dulu terdapat berbagai kegiatan yang mencerminkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat, seperti berkumpulnya para seniman tradisi untuk latiham tari kuda lumping.
“Di tahun 1970-an, ketika teknologi masih terbatas, gedung ini juga menjadi tempat kegiatan-kegiatan kantor pemerintah yang cukup luas dan memiliki fungsi yang bervariasi. Pada satu waktu, bahkan sempat digunakan untuk bermain badminton, karena kurangnya fasilitas,” ujar Rico.
Ada beberapa pemimpin Banjarbaru yang pernah berkantor di gedung tersebut, sebut saja Wali Kota Abdul Gafar Hanafiah, Hamidan, Fahruli, dan Badarudin.
Selain itu sejumlah pejabat lain sekelas Kepala Dinas yang pernah berkantor di gedung itu adalah Syahriani Syahran, M Zahedi, Ogi Fajar Nuzuli, Sanusi Enani, Heri, Rustam Effendi.
Setelah berubah menjadi kantor Disdukcapil, juga pernah berganti pejabat, beberapa kepala dinas yang sempat berkantor di situ adalah Ibu Mahrina Noor, ibu Fatma, Erna Jainah, Gugus.
Sedangkan untuk bagunan belakang yang ada dikomplek tersebut juga pernah menjadi Kantor Dinas Kesehatan, mereka yang pernah berkantor adalah Dr Agus, Ibu Nurleni Saleh, Rizana Mirza, Abu Yazid Bustami menduduki Kepala Dinas Kesehatan.
Sementara itu para pejabat yang pernah berkantor di gedung sebelah barat yaitu Kantor Dinas Perhubungan saat ini adalah, Attailah, Mirhan, Yani Makkie, Anthoni Arpan dan Marhain.
Tidak lama lagi, sebagian bangunan itu akan berubah dan akan beralih menjadi rumah jabatan Wali Kota Banjarbaru mendatang, namun bangunanutama Disdukcapil akan dipertahankan yang dirancang akan menjadi pendopo rumah dinas Wali Kota Banjarbaru.